FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menanggapi pernyataan Ketua Umum GP Ansor yang menyebut Gus Miftah sebagai aset bangsa, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Islah Bahrawi memberikan pandangannya.
Ia menilai bahwa bukan hanya figur-figur tertentu yang dianggap sebagai aset bangsa, tetapi juga orang-orang yang bekerja keras dalam profesi sederhana, seperti penjual es teh.
“Penjual es teh juga aset bangsa,” ujar Islah dalam keterangannya di aplikasi X @islah_bahrawi (5/12/2024).
Islah bilang, setiap individu yang berkontribusi pada masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, atau lainnya, memiliki nilai penting dalam membangun bangsa.
Ia menekankan pentingnya menghargai semua lapisan masyarakat, tanpa memandang status atau profesi seseorang.
“Hanya mungkin kita seringkali lalai menganggapnya sebagai aset,” tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, H. Addin Jauharudin menilai bahwa isu tersebut sudah selesai dan tidak perlu diperpanjang, mengingat kedua pihak telah saling bermaaf-maafan.
Addin juga mengingatkan agar kejadian tersebut tidak dipandang serius, karena menurutnya hanya sebatas guyonan semata.
Ia menilai Gus Miftah selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan selalu bergaul dengan berbagai kalangan.
Ia juga menjelaskan bahwa setelah kejadian tersebut, Gus Miftah dan penjual es teh yang bernama Sunhaji bertemu dalam suasana santai dan penuh keakraban, bahkan berpelukan dan saling memaafkan.
Addin menegaskan bahwa Gus Miftah adalah aset penting bagi bangsa, terutama dalam menyebarkan ajaran agama secara moderat, yang dapat merangkul berbagai kelompok masyarakat.
(Muhsin/fajar)