Netflix dan JAFF Gelar REEL LIFE Film Camp untuk Dukung Talenta Perfilman Indonesia

Netflix dan JAFF Gelar REEL LIFE Film Camp untuk Dukung Talenta Perfilman Indonesia

7 December 2024, 20:32

TEMPO.CO, Jakarta – Netflix kembali menggandeng Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) untuk memperkuat komunitas kreatif di Indonesia. Setelah sukses dengan Series Pitch Lab pada 2023, mereka meluncurkan REEL LIFE Film Camp, program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan sineas muda sekaligus memperluas jejaring profesional.“REEL LIFE Film Camp merupakan rangkaian pelatihan di tempat kerja untuk mendorong pengembangan bakat berkualitas tinggi di industri perfilman Indonesia,” ujar Ruben Hattari, Direktur Kebijakan Publik, Asia Tenggara Netflix, pada Senin, 2 November 2024 di kawasan Gondokusuman, Yogyakarta. Menurut dia, inisiatif ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang Netflix dalam mendukung komunitas kreatif lokal. Proses Seleksi Hingga Pelatihan Intensif REEL LIFE FILM CampProgram ini didukung oleh Netflix Fund for Creative Equity, yang bertujuan membuka jalan bagi komunitas yang kurang terwakili dalam industri hiburan. Sebelumnya, program serupa telah sukses digelar di Thailand. REEL LIFE Film Camp menerima lebih dari 600 pendaftar dari seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, terpilih 75 peserta untuk mengikuti pelatihan daring sebagai Asisten Produksi, Asisten Akuntan, Asisten Pascaproduksi, Desainer Suara, Seniman Efek Khusus, dan Aktor.Setelah tahap awal, 24 peserta dengan nilai tertinggi mengikuti sesi pelatihan intensif di Yogyakarta. Dalam kegiatan bertajuk Talent Day di JAFF Market yang berlangsung pada 3-5 Desember 2024, para peserta bertemu langsung dengan mentor dan profesional industri film. Mereka tidak hanya diajarkan keterampilan teknis, tapi juga diperkenalkan pada jaringan kerja yang dapat mendukung perjalanan karier mereka.“Program ini memberikan peluang nyata bagi peserta untuk bekerja di produksi Netflix Original Indonesia,” ujar Ruben. Langkah ini dianggap penting untuk mencetak tenaga kerja terampil sekaligus mengisi kebutuhan industri yang terus berkembang.Antusiasme Peserta dan Pelaku IndustriProgram ini juga mendapat respons positif dari peserta dan pelaku industri. Tia Hasibuan, produser dari Come and See Pictures, menyebut REEL LIFE Film Camp sebagai peluang strategis untuk menemukan talenta baru. “Dengan adanya sesi pelatihan online, offline, dan on-the-job training, kami dengan mudah dapat menyaring talenta-talenta yang berpotensi untuk kami libatkan dalam produksi kami ke depannya,” ujarnya.Sementara itu, Ego, salah satu peserta, menyampaikan bahwa program ini membantunya memahami berbagai aspek teknis perfilman. “Banyak hal baru yang saya dapatkan dengan ikut serta dalam pelatihan ini, terutama untuk meningkatkan kemampuan saya di industri,” kata dia. Ia berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajqri selama pelatihan untuk diimplementasi ke perjalanan kariernya.Mengulik Kreativitas di Balik The Shadow StraysDi sela-sela REEL LIFE Film Camp, peserta juga berkesempatan mengikuti sesi berbagi pengalaman dari tim di balik film The Shadow Strays. Film ini, yang tayang di Netflix sejak Oktober lalu, berhasil masuk dalam daftar Top 10 Netflix global di 85 negara. Timo Tjahjanto, sutradara film tersebut, membagikan visi dan proses kreatifnya. “Saat saya berbicara dengan Batara (Goempar), kami mempunyai visi untuk membuat The Shadow Strays dengan output yang sinematik,” ungkapnya.Selain Timo, produser Daiwanne P. Ralie, sinematografer Batara Goempar, dan editor Dinda Amanda juga berbagi pengalaman tentang tantangan teknis dan artistik selama proses produksi. Salah satunya adalah adegan pembuka dengan latar kedai teh tradisional Jepang. Mereka mengungkap bahwa faktanya lokasi tersebut sepenuhnya direkayasa di kawasan Gunung Pancar, Bogor.Batara menjelaskan bahwa lokasi tersebut dihias dengan detail agar menyerupai Jepang. “Syuting (adegan) awalan itu kalau enggak salah di pelataran, terus kita bikin fasadnya, tinggal lighting treatment untuk dapetin feel-nya,” ujarnya. Adapun sang sutradara, Timo mengungkapkan bahwa perencanaan konsep seni memegang peranan penting dalam penggarapan sebuah film. “Kami tahu dari awal, nggak mungkin pergi ke Jepang cuma buat syuting kayak gini. Jadi, kami desain sedetail mungkin supaya bisa membuat tipuan itu di Indonesia,” kata dia.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi