Sleman Mampu Kelola Sampah 104 Ton Per Hari, Permasalahan Sampah Di Wilayah Ini Segera Berakhir

Sleman Mampu Kelola Sampah 104 Ton Per Hari, Permasalahan Sampah Di Wilayah Ini Segera Berakhir

11 December 2024, 13:34

Krjogja.com – SLEMAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman terus berupaya mengatasi permasalahan pengelolaan sampah untuk menindaklanjuti ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan dan desentralisasi pengelolaan sampah ke masing-masing kabupaten/kota. Beberapa strategi telah dilakukan yakni dengan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), optimalisasi Transfer Depo maupun Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R). Serta mendorong pemerintah kalurahan untuk dapat mengolah sampah ditiap wilayahnya melalui Badan Usaha Milik Kalurahan (Bumkal). Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani menyampaikan, volume sampah di Sleman mencapai 601 ton per hari. Wilayah Kabupaten Sleman 43 persen merupakan daerah urban dan sisanya masih berupa pedesaan. Baca Juga: Liga Futsal Profesional 2024/2025, Fast & Fearless Tema Official Jersey Cosmo JNE FC
Penanganan sampah di pedesaan sudah secara mandiri ditangani masyarakat dengan membuat jugangan (lubang sampah), untuk pakan ternak maupun pupuk tanaman yang dimiliki serta sebagian dibakar. “Sampah yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah sampah di daerah urban yang jumlahnya sebanyak 330 ton per hari,” kata Epiphana, dikantornya, Selasa (10/12/2024).

Untuk mengatasinya, pada tahun 2023 Kabupaten Sleman telah membangun dua TPST yaitu di Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon (kecamatan) Kalasan dan Kalurahan Sendangsari, Minggir. Kedua TPST tersebut masing-masing menelan anggaran berkisar lebih dari Rp 20 Miliar. “Untuk TPST Tamanmartani sudah beroperasi pada akhir tahun 2023. Sedangkan TPST Sendangsari dimanfaatkan pada awal tahun 2024,” ungkapnya. Baca Juga: Waspadai Bahaya Kebakaran di Musim Hujan: Faktor Penyebab dan Langkah Pencegahan Dijelaskan, TPST Tamanmartani saat ini mampu mengolah sampah sekitar 40 – 45 ton per hari sedangkan TPST di Sendangsari sebanyak 20 – 25 ton per hari. Sampai sekarang dengan sarana yang dimiliki termasuk transfer depo, TPS3R, bank sampah serta support dari tiga kalurahan, Sleman bisa mengolah 104,4 ton sampah per hari. Epiphana mengatakan, TPST Tamanmartani dan Sendangsari melakukan pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). RDF merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan sampah dan dikirim ke pabrik semen di Cilacap serta pabrik plastik di Pasuruan dan Sidoarjo, Jawa Timur. Selain dua TPST Tamanmartani dan Sendangsari, pada akhir tahun 2024, Pemkab Sleman juga telah membangun satu TPST di wilayah Kapanewon Turi dengan anggaran APBD 2024, alat pengolah bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais). TPST yang baru ini berkapasitas hampir sama dengan Sendangsari yaitu 50-60 ton per hari. Baca Juga: Bisnis Properti Tahun 2025 Makin Menjanjikan “Setelah TPST di wilayah Turi selesai dan beroperasi, maka sampah yang diolah juga bertambah dari 104 ton per hari menjadi sekitar 150 ton per hari,” katanya.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi