Dua mobil yang digerakkan listrik terbuka tanpa jendela kaca dan beratap, hilir mudik membawa mahasiswa ke gedung kuliah mereka. Mobil listrik yang tiba di titik temu mahasiswa setiap 5 menit tersebut akrab disebut bilis atau mobil listrik.Sejumlah titik parkir di area kampus yang biasanya penuh dengan kendaraan motor mahasiswa tampak kosong, hanya beberapa motor listrik terparkir.Prof. Asep Saepudin Jahar, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengungkapkan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini tengah bertransformasi menjadi Green Campus. Salah satu upaya menuju green campus adalah membatasi kendaraan dengan bahan bakar fosil di kampus.“Menjadi green campus ini menjadi bagian prioritas saya, kemudian digitalisasi, reformasi beroperasi, dan juga kemandirian bisnis. Semuanya lagi jalan,” terang Prof. Asep saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (20/12/2024) lalu.Menurut Prof. Asep, transformasi ini merupakan upaya untuk meningkatkan reputasi kampus di tingkat nasional dan internasional dengan fokus pada keberlanjutan lingkungan.“Kita suda ada dua bis listrik, akan segera ditambah tiga lagi. Kemudian juga kita akan membuat solar panel. Sehingga listriknya bukan oleh fosil lagi, oleh solar,” kata Prof. Asep.“Kita juga akan membeli water fountain, untuk mengurangi sampah botol plastik dari minuman kemasan,” tambahnya.Prof. Asep menyampaikan, pengelolaan sampah juga menjadi perhatian utama. “Sampah juga udah dipilah-pilah, recycle, dan sebagainya,” jelasnya.Selain itu, kata Prof. Asep, secara bertahap UIN Jakarta juga menerapkan kebijakan paperless, di mana komunikasi internal dan administratif akan dilakukan secara digital untuk mengurangi penggunaan kertas.“Kita akan mengurangi penggunaan kertas (paperless). Segala jenis persuratan, lebih kepada digital,” ujarnya.“Dengan konsep green ini, kita ingin mewujudkan kampus ini betul-betul segar dan ramah,” pungkasnya.
