“Kami menyarankan agar sebaiknya Menlu membentuk tim emergency respon khusus menangani kasus ini, mengingat ini bukan kali pertama,” kata Anggota Komisi I DPR RI fraksi Nasdem, Amelia Anggraini, kepada RMOL, Sabtu 18 Januari 2025. Kapoksi Fraksi Nasdem di Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI juga menyarankan, apabila terkendala kekurangan perangkat untuk mengevakuasi WNi tersebut, agar dilakukan kerja sama dengan Kedutaan dari negara terdekat seperti Thailand dan Malaysia.
Selain itu, Amelia berharap Kemlu dan Kepolisian sebaiknya membuat profiling pelaku, modus, perusahaan, metode kerja, jalur pemberangkatan, broker hingga penadah, dari kejahatan tersebut. “Dimitigasi upaya pencegahan dan pemberian hukuman bagi pelaku, baik pelaku TPPO di Indonesia, penadah atau yang membantu dan juga pelaku di Myanmar,” tuturnya.Profiling itu, masih kata Amelia, bisa dibagikan dengan negara-negara yang kerap menjadi lokasi tindak kejahatan tersebut untuk memberikan verifikasi, penajaman data dan pencegahan serta tindakan hukum lainnya.“Saya berharap kasus ini segera akan diselesaikan dengan tuntas sehingga korban WNI selamat,” harapnya.Hingga kini, Amelia terus berkoordinasi dengan pemerintah dan stakeholder terkait untuk membantu kepulangan WNI tersebut. “Kami Komisi I DPR RI akan terus melakukan pemantauan dalam melindungi warga dari tindakan kriminal lintas negara,” tandasnya. Sebelumnya, beredar potongan video di media sosial yang memperlihatkan empat orang WNI yang mengaku disekap dan disiksa di Myanmar.Dalam video yang diunggah akun TikTok @panglimaaryaduta itu, mereka merintih meminta pertolongan Presiden RI Prabowo Subianto. Salah seorang dari mereka adalah mantan Anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Robiin. “Kepada Bapak Prabowo, Presiden baru kami, tolong kami, Pak. Di Myanmar, kami disekap, disiksa, tolong, Pak. Tolong Pak,” ujar Robiin dalam video yang beredar luas di media sosial pada 15 Januari 2025. “Kami disekap, disiksa, setrum, tolong Pak. Kami sudah tidak kuat di sini, Pak. Ini udah dua tahun, semua tertekan, Pak,” kata Robiin. Robiin menjelaskan 3 WNI lainnya berasal dari Kalimantan, Bekasi, dan Semarang.
Sepanjang video, wajah mereka terlihat tertekan dengan dahi dikerutkan. Suara Robiin pun juga lirih seperti mau menangis.