FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Aktor sekaligus publik figur Fedi Nuril menyoroti pernyataan mengenai kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di era Presiden Jokowi.
Fedi menanggapi unggahan dari Sigit Widodo memberikan pujian kepada Kementerian ATR/BPN sebagai lembaga dengan kinerja jempolan.
Fedi Nuril mempertanyakan apakah pencapaian kementerian tersebut cukup untuk menutupi berbagai persoalan lain, seperti polemik pagar laut yang ramai dibicarakan belakangan ini.
“Soal pagar laut boleh kita maklumi saja ketidakbecusannya, wahai kandidat doktor ilmu komunikasi UI?,” kata Fedi dalam keterangannya di X @realfedinuril (27/1/2025).
Sekadar diketahui, unggahan yang dikomentari Fedi berasal dari Sigit Widodo, yang mengklaim bahwa ATR/BPN telah menunjukkan kinerja luar biasa dalam percepatan sertifikasi tanah.
Dalam cuitan tersebut, Sigit memaparkan data sertifikasi tanah dari tahun 2014 hingga 2024, di mana sejak 2017 pemerintah telah meningkatkan jumlah penerbitan sertifikat tanah secara signifikan.
Menurut data yang diunggah, sejak peluncuran program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada 2017, target sertifikasi tanah meningkat pesat.
Pada tahun 2019, pemerintah mencatat penerbitan 9 juta sertifikat tanah, dan hingga 2023 jumlah total sertifikat yang diterbitkan mencapai 117,4 juta bidang tanah.
Namun, di tengah berbagai pencapaian tersebut, Fedi Nuril tampaknya masih mempertanyakan aspek lain dari kinerja pemerintah, terutama terkait isu pagar laut yang sedang menjadi perbincangan publik.
Sebelumnya, Sigit Widodo dalam unggahnya mengatakan bahwa di bawah pemerintahan Jokowi, sertifikat yang dikeluarkan Kementerian ATR/BPN melonjak menjadi 6-7 juta per tahun.
Totalnya, 101 juta sertifikat dituntaskan dan membuat rakyat mempunyai kepastian hukum dan perlindungan atas hak kepemilikan tanah.
“Tentu saja kinerja ini tidak dilihat oleh pembenci Jokowi yang tengah membangun wacana palsu bahwa kementerian ini tidak becus bekerja di masa pemerintahan kemarin,” katanya di X @sigitwid (27/1/2025).
(Muhsin/fajar)