GELORA.CO – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun gunung menenangkan calon gubernur dan wakil gubernur DKI nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno ‘Si Doel’ di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.Pengamat politik Adi Prayitno menilai dukungan elit politik seperti Anies Baswedan untuk paslon nomor urut 3 sangat penting untuk mendongkrak elektabilitas paslon yang didukungnya. “Saya kira dalam sistem pemilihan gubernur langsung endorsement atau dukungan dari tokoh-tokoh kunci seperti Jokowi, Anies dan lain sebagainya pasti menjadi penting,” kata Adi Prayitno dalam perbincangan di tvOne, Jumat, 22 November 2024.Pun dengan Jokowi yang memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil. Menurut Adi, dukungan baik oleh Jokowi maupun Anies Baswedan dan elit politik lainnya terhadap pasangan calon, bertujuan untuk melipatgandakan kemenangan di Pilkada Jakarta.”Yang menarik bagi saya adalah kenapa Megawati tidak terlampau tampil nyata di Jakarta ini. Mungkin juga bagian dari komunikasi politik menghindari resistensi menghindari isu-isu yang sifatnya negatif,” ujarnya.Bahkan, lanjut Adi, jika ditelisik lebih jauh masing-masing paslon di Jakarta tidak terlalu menonjolkan corak partai pendukungnya. Ketiga paslon lebih memunculkan calon itu sendiri tanpa parpol yang diusung.Sebaliknya, nama-nama endorser yang mencuat justru dari tokoh-tokoh bukan elit parpol, seperti Jokowi dan Anies Baswedan. “Per hari ini yang diekspose adalah bagaimana dukungan Anies Baswedan, ini semacam pemain naturalisasi, kan kita tau Anies berseberangan dengan PDIP, berbeda secara politik sejak 2017, tapi karena hari ini pada pilkada kali ini iman politiknya sama, Anies yang dulu adalah lawan tiba-tiba hari ini dinaturalisasi dan terlihat diandalkan untuk melipatgandakan dukungan di pilkada Jakarta,” paparnyaAtas dasar itu, dukungan para elite politik di menit-menit akhir pilkada ini begitu penting, dan harus dimaksimalkan untuk terjun langsung ke masyarakat, mengajak basis konstituen untuk mendukung salah satu paslon.”Karena kalo cuma endorsement hanya sebatas foto-foto dan pernyataan terbuka agak kurang, karena pemilih di Jakarta agak independen, dan tidak terlalu bisa didikte oleh elit, oleh karena itu model kampanye politik yang disukai saat ini adalah kampanye bertemu tata muka, door to door, dan mengajak mereka untuk memilih paslon,” tutupnya.