Aparat Malaysia Tembak 5 WNI, 1 Tewas

Aparat Malaysia Tembak 5 WNI, 1 Tewas

26 January 2025, 16:33

JAKARTA, KOMPAS.com – Lima warga negara Indonesia (WNI) berprofesi pekerja migran ditembak di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/1/2024) dini hari. Penembakan itu dilakukan oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM).
Berdasarkan informasi yang diterima Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), insiden terjadi sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat.
Petugas patroli APMM yang tengah bertugas mendapati kapal berisi lima PMI melintas di perairan tersebut.
Dari kejadian itu, satu PMI dilaporkan meninggal dunia, satu dalam kondisi kritis, dan tiga lainnya menderita luka-luka.
Baca juga: Malaysia Didesak Usut Kasus Penembakan Pekerja Migran Indonesia
Saat ini, keempat korban yang selamat sedang menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di wilayah Selangor, Malaysia.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, mengecam keras tindakan kekerasan yang dinilai berlebihan tersebut.
“Kami mengecam penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh otoritas Maritim Malaysia (APMM) yang menyebabkan satu korban meninggal dunia dan empat lainnya luka-luka,” tegas Christina di Jakarta, Minggu (26/1/2025).
Kementerian P2MI mendesak Pemerintah Malaysia untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden ini.
“Kami meminta adanya tindakan tegas terhadap petugas patroli APMM apabila terbukti menggunakan kekuatan secara berlebihan,” ujarnya.
Baca juga: Pekerja Migran yang Ditembak di Malaysia Tak Kantongi Identitas Resmi
Atas insiden ini, Christina menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban yang meninggal dunia.
“Kami turut berduka cita atas kehilangan ini dan mendoakan agar empat korban yang saat ini dirawat segera pulih,” kata Christina.
P2MI juga berkomitmen untuk memberikan bantuan hukum dan dukungan bagi keluarga korban, termasuk pemulangan jenazah.
Saat ini, P2MI tengah menelusuri asal daerah para korban guna memastikan pendampingan bagi keluarga mereka.
Kementerian P2MI telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kuala Lumpur, serta atase kepolisian untuk mendapatkan akses kekonsuleran.
Hal ini dilakukan agar para korban dapat segera dijenguk dan dipastikan mendapatkan perawatan medis yang memadai.
Selain itu, P2MI akan mendorong pertemuan dengan Pemerintah Malaysia untuk membahas langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
Christina juga menegaskan pentingnya penanganan migran nonprosedural atau ilegal secara manusiawi.
Christina menegaskan bahwa negara senantiasa hadir untuk memperhatikan, melindungi, dan menjamin hak asasi manusia bagi para pekerja migran Indonesia.
“Negara senantiasa hadir, memperhatikan, melindungi serta bersikap tegas menjamin pemenuhan dan penegakan hak asasi manusia (HAM) bagi para pekerja migran,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi