Tidak boleh kita keras-kerasan di sanaJakarta (ANTARA) – Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Irvansyah menekankan agar pendekatan di Laut China Selatan ataupun Laut Natuna Utara tidak boleh saling keras.“Kita harus diskusi, kita harus bicara. Tidak boleh kita melotot-melotot di tengah laut itu. Tidak boleh kita keras-kerasan di sana,” kata Irvansyah saat memberikan keterangan pers usai menghadiri peringatan HUT Ke-19 Bakamla RI di Taman Proklamasi, Jakarta, Selasa.Ia mencontohkan bahwa pendekatan tersebut telah dilakukan oleh Bakamla RI dalam menghadapi konflik di Laut China Selatan.“Kami dengan Vietnam sudah oke, dengan Thailand sudah oke, dan kemarin baru selesai dengan China,” ujarnya.. Bakamla-CCG rampungkan draf MoU lanjutkan kerja samaLebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dengan China, pihaknya telah berbicara dengan Duta Besar China untuk Indonesia terkait konflik di Laut China Selatan.“Yang saya sampaikan waktu dengan Dubes, bahwa kita memang ada masalah dalam pengamanan laut di Natuna Utara. Kalau kita tidak pernah ketemu, saya kira kita tidak mungkin bisa menyelesaikan apa-apa,” jelasnya.. Menlu: Tak ada pergeseran soal kedaulatan RI di Laut China SelatanIa menjelaskan bahwa antara Indonesia dan China telah terdapat saling pengertian dan menghormati, sehingga tidak berupaya membahayakan di Laut China Selatan.“Kami menjalankan tugas negara, di negara saya sendiri, dan mereka juga begitu. Kami saling menghormati, tidak saling membahayakan, dan bisa di tengah laut saling say (menyapa) halo,” ujarnya.Kemudian, kata dia, ke depannya terdapat kemungkinan kerja sama antara Indonesia dengan China, seperti pertukaran personel, latihan bersama, penawaran pendidikan, maupun latihan bersama antara coast guard atau penjaga laut dan pantai.Pewarta: Rio Feisal
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025
