Reporter:
Darul Fatah|
Editor:
Darul Fatah|
Sabtu 15-10-2022,21:51 WIB
Facebook, Instagram, YouTube, WhatsApp, Twitter, Medsos | Image oleh Pixelkult dari Pixabay —
JAKARTA, FIN.CO.ID – Berkembangnya polarisasi berdampak publik masih terbelah jelang Pemilu 2024.
Bahkan, tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada Pemilu 2014 dan 2019.
Hasil survei Lingkaran Suara Publik (LSP) menemukan mayoritas masyarakat masih merasakan berkembangnya polarisasi jelang Pemilu 2024.
BACA JUGA:KontraS Dalami Dugaan Intimidasi kepada Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan oleh Polisi
Direktur Riset dan Kajian LSP Indra Nuryadin menyatakan, pihaknya memberi pertanyaan di dalam survei, apakah saat ini Ibu/Bapak masih merasakan adanya polarisasi/ pengkutuban politik dan sosial antara pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo pada Pemilu 2014 dan 2019 lalu?
“Sebagian besar publik atau 67,8 persen mengaku masih merasakan adanya polarisasi sosial yang berkepanjangan di tengah masyarakat akibat polarisasi politik yang terjadi pada pemilu 2014 dan 2019 lalu,” ujar Indra dalam paparannya secara daring, Sabtu (15/10/2022).
Ironisnya, label cebong vs kampret atau kadrun belum juga hilang.
Terbilang masih masif.
BACA JUGA:Hati-hati! Jalan RA Kartini Cilandak Amblas, Masyarakat Diimbau Cari Jalan Alternatif
Artinya, pelabelan keduanya masih akan tampak di tengah kompetisi politik jelang Pemilu 2024.
Seperti diketahui, label cebong dan kampret populer di media sosial (medsos).
Sebutan cebong atau kecebong merujuk pada para pendukung Jokowi.
Sedangkan sebutan kampret merujuk ke pendukung Prabowo Subianto.
BACA JUGA:Video Detik-Detik Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Musi Banyuasin, Diduga Ada Korban Jiwa
Sumber: