Warta Ekonomi, Jakarta –
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) akan memeriksa sejumlah oknum pejabat dan staf Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Banten. Pemeriksaan ini dilakukan buntut pemasangan spanduk kontroversial dan multitafsir oleh oknum pejabat Kesbangpol terkait imbauan Pilkada damai yang dinilai menyudutkan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktbar sekaligus mengarahkan dukungan kepada salah satu pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2024.
Pasalnya, tulisan dalam spanduk itu terkesan mengarahkan masyarakat untuk memilih salah satu pasangan calon (Paslon) dengan tulisan ‘ BERBEDA SUARA TETAPI TETAP SATU JUGA’. Kalimat tersebut menimbulkan keresahan di kalangan pendukung salah satu paslon karena dianggap mengkampanyekan paslon nomor urut satu, yakni Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi.
“Kita akan melayangkan surat panggilan kepada oknum pejabat dari Kesbagpol, termasuk atasan langsung dari oknum pejabat tersebut,” ujar Plh. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten, Aan Fauzan Rahman SE., M.Ak kepada wartawan di Serang, Senin (25/11/2024).
Baca Juga: Pj Gubernur Banten Al Muktabar Hadiri Pelepasan Ekspor Produk Makanan Ke 15 Negara Tujuan
Aan mengatakan, pihaknya akan mendalami motif yang melatarbelakangi oknum pejabat tersebut mencetak spanduk yang mutitafsir dan sempat membuat kehebohan di masyarakat.
Dikatakan Aan, netralitas ASN dalam Pemilu dan Plkada sudah diatur dalam berbagai peraturan, termasuk Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara. ”Dalam UU ini tepatnya di pasal 2 huruf f dijelaskan bahwa ASN harus menjaga netralita,termasuk adanya Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri Tahun 2022 yang memberikan pedoman pembinaan dan pengawasan netralitas ASN dalam penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah,” terang Aan.
“Jika nanti terbukti ada unsur kesengajaan, sanksi yang diberikan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2021 tentang disiplin pegawai negeri. Ada tiga sanksi untuk etik ASN, yakni ringan, sedang dan berat atau hingga pemberhentian,” sambungnya.
Baca Juga: Menteri ESDM: Ada Perusahaan Minta Jatah Produksi Nikel hingga 40% dari Total Nasional
Berdasarkan hasil penelusuran, spanduk yang mencantumkan logo Pemerintahan Provinsi Banten dan foto Pj Gubernur Banten Al Muktabar tersebut dibuat dan dipasang oleh Dinas Kesbangpol Provinsi Banten Provinsi Banten.
Hasil penelusuran di group WhatApp Kesbangpol yang diterima wartawan, bahwa spanduk tersebut dipasang oleh staf Kesbangpol Bidang Politik berinsial CD, NY dan H seorang pejabat eselon 3.
“Saudara H ini sempat dilaporkan ke Bawaslu Banten karena menghadiri kampanye paslon Airin -Ade di wilayah Maja, Kabupaten Lebak,” ungkap seorang narasumber di lingkungan KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten.
Beredarnya spanduk kontroversial ini membuat Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar murka dan menginstruksikan Kesbangpol untuk mencabut seluruh spanduk yang sempat terpasang di beberapa titik.
“Saya benar benar tidak tahu dan tidak pernah diberitahu oleh pimpinan OPD tersebut, terkait pembuatan dan pemasangan spanduk yang mencatut foto diri saya,” tegas Al Muktabar.
Al mengaku, ketika dirinya mendapat kiriman foto atas spanduk yang sempat terpasang di beberapa tiitk itu, ia langsung menginstruksikan kepada Kepala Kesbangpol dan Satpol-PP untuk mencabut seluruh spanduk tersebut.
“Saya merasa diadu domba dan difitnah atas terpasangnya spanduk yang narasinya mutitafsir tersebut. Harusnya kalau mau pasang foto saya konfirmasi dulu ke saya, kecuali spanduk yang bersifat umum seperti ucapan hari besar keagaman dan hari besar nasional,” ungkap Al Muktabar.
Baca Juga: Survei Alvara Research: Duel Pilkada Jakarta, Pram-Doel 49 Persen, RIDO 44,5 Persen
Untuk meluruskan tudingan ketidanetralan dirinya dalam Pilkada Banten yang dihembuskan oleh beberapa pihak, Al Muktabar terpaksa menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus itu ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) untuk mengusut dan mencari tahu pencetus ide pembuatan narasi di spanduk tersebut dan memerintahkan untuk memasangnya di beberapa titik.
“Saya terpaksa menempuh jalur hukum dengan melaporkannya ke Bawaslu, untuk mencari tahu siapa yang punya ide mencetak spanduk dengan narasi multitafsir di masyarakat tersebut,” tandasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi (Kesbangpol) Banten H. Deden Apriandhi turut membenarkan bahwa pembuatan spanduk ajakan Pemilu Damai yang narasinya mutitafsir di masyarakat itu tanpa sepengetahuan dari Pj Gubernur Banten.
Baca Juga: Tangani Pencurian Data hingga Judi Online, Sosok Ini Dipercaya Menkomdigi Meutya Hafid
“Pembuatan spanduk bergambar foto Pj Gubernur yang narasinya multitafsir itu tanpa sepengetahuan dari pak Pj Gubernur, dan tidak terkontrol oleh saya sebagai Plt Kesbangpol,” ungkap Deden.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.