TEMPO.CO, Jakarta – Gelaran Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) ke-19 di Yogyakarta menjadi panggung perayaan untuk kemenangan film Yohanna karya Razka Robby Ertanto. Film ini meraih lima penghargaan pada kategori Indonesian Screen Awards untuk Best Film, Best Director, Best Storytelling, Best Performance (Laura Basuki, Kirana Putri Grasela, dan Iqua Tahlequa), serta Best Cinematography yang digarap Odyssey Flores. Ucapan Syukur dan Terima Kasih dari Sutradara YohannaKemenangan ini disambut hangat oleh Robby melalui unggahan di Instagram pribadinya pada Ahad, 8 Desember 2024. “Terima kasih kami untuk JAFF 19th, Mas @garin_film@ifa_isfansyah @budi.irawanto @ajishdibyo @alexandermatius,yang telah memberikan tempat kepada film Yohanna, dan juga untuk para jury member yang telah memilih Yohanna sebagai Film Terbaik,” tulisnya. Robby juga tak luput menyoroti kerja keras tim produksi dan para pemeran di balik layar. “Ucapan terima kasih juga untuk cast yang luar biasa mba @laurabas @iquatahlequa dan Kirana,” ungkapnya. Ia memuji profesionalisme Laura Basuki yang tak pernah mengeluh meski harus bekerja dengan pemain-pemain baru tanpa pengalaman akting dan di medan yang sulit. Film Yohanna yang dibintangi Laura Basuki. Dok. IstimewaSutradara kelahiran 1983 itu juga mengenang mendiang aktor Yayu Unru, yang melatih anak-anak Sumba untuk peran mereka dalam Yohanna. “Terima kasih banyak mas sudah meluangkan waktu melatih anak-anak Sumba dengan penuh rasa, semoga mas @yayuunru senang melihat dari atas,” tulisnya, dilanjut dengan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak lainnya yang ikut terlibat dalam Yohanna.Kritik Sosial dan Potret Kelompok Marjinal dalam YohannaSetelah menggarap Ave Maryam (2019), Robby kembali mengeksplorasi tokoh biarawati Katolik dalam Yohanna. Film ini tayang perdana di Indonesia melalui Jakarta Film Week pada Oktober lalu, setelah debut globalnya di Festival Film Internasional Rotterdam pada 25 Januari hingga 4 Februari 2024.Suster Yohanna, diperankan Laura Basuki, adalah biarawati muda di Sumba Timur yang menghadapi kejamnya praktik eksploitasi anak. Film ini tidak hanya menyoroti persoalan sosial yang mencengkeram masyarakat setempat, tapi juga mengeksplorasi konflik moral dan kriris iman seorang biarawati yang mencoba melawan ketidakadilan. Dilansir dari laman resmi JAFF, tim juri terkesan dengan kejujuran Yohanna dalam memotret komunitas marginal di pedesaan Indonesia. Sebagai sutradara, Robby juga dinilai mampu mengarahkan cerita kemanusiaan yang sensitif dengan eksekusi yang percaya diri, mampu menyuguhkan akting para pemain yang alami dan autentik. Para pemeran utama, termasuk Laura Basuki, Kirana Putri Grasela, dan Iqua Tahlequa, juga dinilai mampu memberikan penampilan yang berhasil menghidupkan cerita.Daftar Film Pemenang Program Kompetisi JAFF 2024Selain Yohanna, sejumlah film dari berbagai negara turut meraih penghargaan dalam kompetisi JAFF 2024: – Golden Hanoman Award: Happyend – Neo Sora (Jepang, Amerika Serikat)- Silver Hanoman Award: Viêt and Nam – Truong Minh Quý (Filipina, Singapur, Prancis, Belanda, Italia, Amerika Serikat, Jerman, Vietnam)- NETPAC Award: MA – Cry of Silence – The Maw Naing (Myanmar, Korea Selatan, Singapur, Prancis, Norwegia, Qatar)- Best Editing: The Queen of Witchcraft – Akhmad Fesdi Anggoro (Indonesia)- Blencong Award: When The Wind Rises – Hung Chen (Taiwan)- Special Mention for Light of Asia: Anita, Lost in the News – Behzad Nalbandi (Iran)- Geber Award: MA – Cry of Silence – The Maw Naing (Myanmar, Korea Selatan, Singapur, Prancis, Norwegia, Qatar)- JAFF Students Award: When The Wind Rises – Hung Chen (Taiwan)