KRjogja.com – GUNUNGKIDUL – Wilayah Wonosari, sangat terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah. Namun, potensi ini belum sepenuhnya tereksplorasi dan dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu contohnya adalah Desa Katongan, sebuah desa wisata yang memiliki daya tarik alam yang luar biasa, seperti perkebunan madu, danau wisata, kebun lidah buaya, dan masih banyak destinasi lainnya. Meski telah tergolong sebagai desa wisata maju, Desa Katongan masih memerlukan beberapa aspek pendukung untuk mencapai status desa wisata mandiri. Salah satu aspek penting tersebut adalah digitalisasi. Dalam upaya mendukung pengembangan Desa Katongan menjadi desa mandiri, Tim Pengabdian Masyarakat (PKM) BIMA yang merupakan kolaborasi antara Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Amikom Yogyakarta hadir dengan solusi berbasis teknologi informasi. Tim ini diketuai oleh Prof. Dr. Herminarto Sofyan, M.Pd. dengan anggota peneliti Prof. Dr. Drs. Putu Sudira, M.P. dan Dr. Ir. Yoga Sahira, M.Kom. serta kolaborasi dengan mahasiswa UNY yaitu Lasmana Adi Nugaraha dan Nabila Putri Nurani Aulaya Syifa. Tim ini bekerja sama dengan masyarakat Desa Katongan untuk memperkenalkan dan melatih penggunaan teknologi dalam promosi dan pengelolaan desa wisata, terutama dengan menggunakan website, augmented reality (AR) dan pemasaran melalui sosial media.
Baca Juga: Tok! Target APBD DIY 2025 Sebesar Rp 5,4 Trilyun Resmi Disahkan Sebagai bagian dari program digitalisasi Desa Wisata Katongan, Tim PKM BIMA melakukan beberapa kegiatan utama, salah satunya pelatihan pembuatan website Desa Wisata Katongan. Di pelatihan ini, masyarakat diajarkan dasar-dasar pembuatan dan pengelolaan website. Website yang dibuat ini bertujuan untuk menjadi pusat informasi Desa Wisata Katongan dengan menampilkan destinasi wisata, produk lokal, informasi umum hingga kegiatan-kegiatan yang ada agar wisatawan dapat mendapatkan informasi dengan mudah.
Selanjutnya, Tim PKM BIMA juga melakukan pelatihan untuk membuat Augmented Reality (AR) yang dapat memperkenalkan produk-produk lokal di Desa Wisata Katongan. Melalui AR yang dapat diakses melalui website, pengunjung dapat menikmati pengalaman interaktif untuk melihat produk-produk lokai di Desa Wisata Katongan. Selain itu, para masyarakat Desa Katongan diberikan pelatihan untuk melakukan promosi melalui media sosial dengan cara mengelola akun media sosial desa untuk meningkatkan visibilitas di dunia digital. Masyarakat juga diberi pelatihan untuk membuat konten kreatif seperti foto, video pendek, dan cerita menarik tentang kehidupan di Desa Katongan yang kemudian diunggah menggunakan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Baca Juga: Buaya 100 Kilogram Peliharaan Warga Lepas di Sungai Winongo Bener Program ini telah meningkatkan kemampuan masyarakat Katongan untuk memanfaatkan teknologi. Salah satu luaran yang berhasil dikembangkan adalah website desa wisata Katongan yang kini telah aktif dan dapat diakses di https://desawisatakatongan.com/. Melalui kegiatan PKM BIMA ini, diharapkan Desa Katongan dapat mencapai status desa wisata mandiri. Kolaborasi antara UNY dan Amikom melalui kegiatan PKM BIMA ini tidak hanya menjadi wujud pengabdian masyarakat, tetapi juga bentuk rekognisi terhadap pentingnya teknologi dalam pembangunan desa. Dengan keberlanjutan pelatihan dan pengembangan, Desa Katongan memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata digital unggulan di Gunungkidul, mengangkat nama desa hingga kancah nasional dan internasional.(*)