Deru Mesin di Sirkuit Mandalika Memacu Ekonomi Warga Lokal dan Industri Pariwisata

26 September 2024, 14:19

Tapi Mandalika bukan cuma balapan. Sirkuit itu hanya bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan sejak 2014. Mandalika juga menjadi satu dari lima destinasi super prioritas yang menjadi fokus pengembangan, bersama Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara.
Menghampar 1.035,67 hektare, KEK Mandalika punya segudang pesona. Menghadap langsung ke Samudera Hindia, kawasan ini punya pantai yang membentang 7,2 kilometer. Destinasi dengan hamparan pantai berpasir putih dan perbukitan elok ini diharapkan menjadi akselerator pariwisata NTB.
Sirkuit itu memang dikepung oleh berbagai destinasi yang indah. Sebut saja Bukit Merese, Bukit Seger, Desa Wisata Sade dan Ende, Pantai Kuta, Pantai Mandalika, Pantai Tanjung Aan, dan Pantai Seger.
Kawasan yang diresmikan Jokowi pada Oktober 2017 ini memiiliki konsep pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan dengan pembangunan obyek-obyek wisata. Pembangunan infrastruktur pun dilakukan, termasuk sirkuit balap kelas dunia itu. KEK Mandalika diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp28,63 triliun pada 2030 dan menyerap tenaga kerja sebanyak 587 ribu hingga 2025.
Sejak pembangunan KEK Mandalika, jumlah kunjungan wisatawan lokal dan asing meningkat. Pada 2014, kunjungan wisatawan ke NTB tercatat 1.629.122. Pada 2015 melonjak menjadi 2.210.527. Setahun berselang kembali naik menjadi 3.094.437. Angka itu kembali bertambah pada 2017, menjadi 3.761.686. Namun, angka itu menurun pada 2018, menjadi 2.812.379, karena musibah gempa.
Kunjungan wisatawan kembali melonjak pada 2019 dengan angka 3.706.352. Namun saat pandemi Covid-19 menghantam pada 2020, angkanya terjun bebas hingga 400.595. Pada 2021 perlahan membaik menjadi 964.036. Pada 2022 seiring membaiknya kondisi pandemi dan penyelenggaraan MotoGP, kunjungan wisatawan ke NTB menjadi terkerek ke angka 1.376.295. Sedangkan pada 2023 meningkat menjadi 1.576.564.
Angka-angka kunjungan wisatawan itulah yang turut mengerek perekonomian, termasuk pelaku usaha semacam Sayuk yang datang ke Kantor Staf Presiden untuk berbagi cerita sukses atas dampak pembangunan KEK Mandalika itu. Menurut Sayuk, KEK Mandalika berdampak pada pertumbuhan ekonomi, terutama sektor UMKM lokal. Founder Nutsafir Cookies ini yakin tanpa KEK Mandalika usahanya tidak akan berkembang seperti sekarang.
“Sebab produk saya erat kaitannya dengan pariwisata. Saya berharap pengembangan KEK Mandalika terus dilakukan dan banyak event kelas internasional digelar,” ujar Sayuk.Warga lain asal Lombok yang bersyukur dengan pembangunan Mandalika adalah Ely Solihin. Dia menyebut pembangunan kawasan ini, terutama sirkuit balap, telah mengangkat perekonomian daerah. Belasan tahun lalu dia tak pernaah membayangkan Mandalika berubah menjadi kawasan yang menyedot perhatian.
“Ini merupakan suatu kebanggaan dan tak pernah kami bayangkan akan berubah menjadi seperti ini, lahan yang tandus dan tidak produktif kemudian disulap menjadi tempat yang sangat menarik magnet seluruh dunia,” kata Solihin.
Imbas ekonomi, seperti dirasakan Ramlah dan Sayuk itulah yang diharapkan dari pembangunan KEK Mandalika. Pembangunan itu telah mengerek kehidupan rakyat, sebagaimana harapan Jokowwi saat meresmikan kawasan ini tujuh tahun silam.
“Kita ingin ini menjadi kawasan besar bagi pariwisata Indonesia yang akan memberikan dampak kepada NTB,” tegas Jokowi.
 
(*)