Salah satu jejak digital Gus Miftah yang viral kembali di antaranya adalah
video pementasan wayang dengan lakon mirip ustaz Khalid Basalamah.
Seperti diketahui, jejak digital Gus Miftah ramai bermunculan di media
sosial akibat isu mengolok-olok penjual es teh dalam acara pengajian di
Magelang.
Balasan bagi yang menghina dan mengolok-olok ulama itu NYATA; cepat atau lambat. pic.twitter.com/nnIbL8IM2d— Uus Rusdiana CIAMIS🇮🇩🇵🇸 (@UusRsd) December 6, 2024
Pada Jumat (18/2/2022) silam, pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di
Yogyakarta milik Gus Miftah sempat geger lantaran menggelar pementasan
wayang mirip ustaz Khalid Basalamah.
Sosok dalang yang mementaskan wayang tersebut adalah Warseni Hardjodarsono
alias Ki Warseno Slank asal Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dalam pementasan wayang bertajuk ‘Begawan Lomana Mertobat’ tersebut, lakon
dai berpeci mirip ustaz Khalid Basalamah dihajar bekali-kali oleh lakon
Baladewa.
Di akhir potongan video Ki Warseno Slank juga membanting-banting wayang
tersebut sambil mengucap kata kasar.
Menurut warganet yang mengunggah kembali video tersebut, masalah yang
dialami Gus Miftah saat ini merupakan bentuk karma terhadap ustaz Khalid
Basalamah.
“Balasan bagi yang menghina dan mengolok-olok ulama itu nyata, cepat atau
lambat,” tulis akun @UusRsd, ditilik pada Sabtu (7/12/2024).
Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang
beragam.
“Sekarang Miftah juga lagi bermasalah soal sinden Bu Yati, acara itu terjadi
pas pementasan wayang. Yakin ini bukan kebetulan,” tulis seorang netizen.
“Kasus Basalamah vs Miftah ini contoh bagaimana ulama sekelas Miftah malah
menjelek-jelekan ulama lain yang beda bandangan,” tutur netizen lain.
“Begitulah mental mereka, pak. Terlalu miris memang, adab di atas ilmu
harusnya,” kata netizen yang lainnya.
Sebagai tambahan informasi, Gus Miftah sempat buka suara memberikan
klarifikasi ihwal pementasan wayang dengan lakon mirip ustaz Khalid
Basalamah.
Pemilik nama asli Miftah Maulana Habiburrahman itu mengaku, tidak terlibat
dalam proses kreatif penyusunan lakon wayang kulit itu.
“Soal konten atau lakon atau atraksi di dalam pertunjukan wayang, itu
merupakan domain dan wilayahnya dalang itu sendiri,” ujar Gus Miftah.
Suami Ning Astuti tersebut menambahkan, dirinya tidak bisa mengatur cerita
maupun lakon yang dipentaskan sang dalang.
Wayang Gambar Ustaz Khalid Dimaki dan Dibanting Dalang. (YouTube/Adara
Nathania)
“Pertunjukannya seperti apa ya itu urusan dalang, bukan urusan saya dan saya
tidak bisa intervensi itu,” sambung Gus Miftah.
Oleh karena itu, Gus Miftah juga meminta semua pihak lebih arif menyikapi
proses kreatif pementasan wayang maupun menyikapi bentuk ekspresi kesenian.
“Dan umat juga harus dewasa. Sama halnya ketika hukum rokok. Muhammadiyah
mengharamkan, NU memubahkan. Biasa-biasa saja. Ada anggapan saya tidak suka
orang berjenggot. Loh dari mana? Saya juga berjenggot. Cuma cara pandanganya
saya yang berbeda,” ucap Gus Miftah.
Foto: Gus Miftah [Suara.com/Putu Ayu P]
