RADARBANGSA.COM – Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Ida Fauziyah menghadiri sekaligus memberikan arahan dalam acara Pengarahan Kapasitas Pimpinan Majelis Taklim, Masjid dan Mushola di Jakarta Utara, Kamis, 28 November 2024.
Dalam pengarahannya, Ida Fauziyah memberikan apresiasi kepada semua panitia dan semua yang terlibat dalam acara tersebut. Menurutnya, acara ini sebagai penguatan peran masjid dan mushola dalam melakukan pemberdayaan umat yang tidak hanya soal ibadah melainkan seluruh aspek kehidupan.
“Tentunya kegiatan hari ini mampu menguatkan peran masjid dan musala sebagai pusat pemberdayaan umat, tidak hanya dalam ibadah tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan sinergi dan kerjasama yang baik antara berbagai pihak, kita bisa memaksimalkan potensi yang ada di masjid dan musala untuk mendukung kemajuan umat dalam bidang ekonomi, sosial, dan spiritual,” kata Ida Fauziyah.
Menurut legislator asal Dapil Jakarta II ini, masjid dan musala merupakan sebuah institusi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari umat Islam, memiliki potensi yang luar biasa dalam memberdayakan umat. Di Indonesia, katanya, berdasarkan data dari Kementerian Agama terdapat lebih dari 741.000 rumah ibadah umat Islam, yang terdiri dari 296.797 masjid dan 445.194 musala.
“Angka ini menunjukkan betapa besar peran yang dapat dimanfaatkan oleh masjid dan musala di seluruh penjuru Indonesia,” jelasnya.
Ketua Dewan Pembina PP Harakah Majelis Taklim itu menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh bahwa masjid bukan hanya tempat untuk beribadah, melainkan masjid adalah tempat berkumpulnya umat, tempat berbagi ilmu, tempat membina karakter, serta tempat mengelola kegiatan sosial yang mendukung kesejahteraan umat.
“Masjid dan musala, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi pusat pembelajaran, pusat ekonomi, dan pusat sosial yang berfungsi secara holistik untuk memberdayakan umat. Dalam konteks ini, masjid dan musala memiliki peran yang jauh lebih besar dari sekadar tempat salat. Mereka memiliki kekuatan untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, mengubah wajah ekonomi dan sosial umat melalui berbagai program yang berbasis pada nilai-nilai Syariah,” tukasnya.
Lebih lanjut, mantan Menteri Ketenagakerjaan itu, pemberdayaan ekonomi tidak hanya terbatas pada aspek finansial semata. Masjid juga memiliki peran vital dalam pemberdayaan sosial dan pendidikan. Masjid bisa menjadi pusat kegiatan sosial yang berfokus pada pengurangan kesenjangan sosial.
Begitu juga, kata Ida Fauziyah masjid sebagai pusat pendidikan, masjid juga dapat menyelenggarakan pelatihan keterampilan hidup seperti kewirausahaan, manajemen keuangan, atau pelatihan keterampilan praktis lainnya untuk membantu meningkatkan kapasitas jamaah dalam memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun banyak potensi yang ada, tentu kita juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan dana dan sumber daya dalam pengelolaan masjid dan musala.
“Oleh karena itu, kita semua perlu bersama-sama berusaha mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan cara meningkatkan kapasitas pengelola masjid, memberikan pelatihan kepada jamaah, serta memperkuat kerjasama antara masjid, masyarakat, dan pemerintah,” ucapnya.
Sebagai penutup, Ida Fauziyah juga berharap agar masjid dan musala semakin menjadi pusat pemberdayaan umat yang lebih inklusif dan produktif, yang tidak hanya memberikan kesejahteraan spiritual tetapi juga meningkatkan kualitas hidup sosial dan ekonomi umat.
“Mari kita bekerja sama untuk memaksimalkan peran masjid sebagai lembaga pemberdayaan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat, dengan mengedepankan prinsip-prinsip syariah yang adil dan berkeadilan,” imbuhnya.