Warta Ekonomi, Jakarta –
Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan pelaku usaha harus terus meningkatkan daya saing.
Pasalnya daya saing yang tinggi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara positif, yang merupakan salah satu fondasi penting bagi perjalanan menyongsong Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Bertemu di Istana Negara, Prabowo dan Sekjen OECD Bahas Perkembangan Ekonomi RI dan Proses Aksesi
Demikian disampaikan Wamendag Roro dalam kuliah umumnya pada Bimbingan Teknis Pelaku Usaha Bidang Perdagangan di Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat, kemarin, Kamis (28/11).
Acara ini diikuti 200 peserta yang terdiri dari atas mahasiswa Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif Universitas Kristen Maranatha dan Islamic Fashion Institute (IFI).
“Daya saing yang tinggi dapat meningkatkan kapasitas ekonomi dan produktivitas sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pada triwulan-III 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh positif 4,95 persen year-on-year (YoY) dan lebih tinggi dibandingkan negara maju lainnya di G20. Tentu ini juga menjadi fondasi penting bagi perjalanan menyongsong Indonesia Emas 2045,” jelas Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Jumat (29/11).
Lebih lanjut, capaian indikator daya saing Indonesia di tingkat dunia terus meningkat pada 2024. Misalnya, peringkat 18 untuk Sustainable Trade Index, peringkat 27 untuk World Competitiveness Ranking, peringkat 45 untuk World Digital Competitiveness Ranking, dan peringkat 54 untuk Global Innovation Index.
Wamendag Roro menambahkan, kewirausahaan berpengaruh terhadap daya saing. Berdasarkan indikator Global Enterpreneurship Index (GEI), kewirausahaan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam.
Wamendag Roro juga meyakini, peluang bisnis terbuka lebar bagi pelaku usaha Bandung. Menurutnya, dengan potensi sumber daya dan kreativitas yang unik, Bandung memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi produk-produk unggulan yang dapat dipasarkan secara global melalui dukungan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangannya.
“Pelaku usaha Bandung sungguh kreatif dan memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Untuk itu, perlu keberanian berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital. Selain itu, perlu juga menjalin kerja sama dan membangun merek lokal yang kuat, baik secara nasional maupun internasional,” jelas Wamendag Roro.
Wamendag Roro berujar, kendala yang kerap dihadapi pelaku usaha biasanya terkait pemasaran, baik itu akses maupun literasi. Menurutnya, pelaku usaha perlu menggunakan perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) untuk memperluas pemasarannya.
Berdasarkan hasil riset Google, Temasek, Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD 82 miliar pada 2023. Nilai ini berkontribusi terhadap 40 persen ekonomi digital di ASEAN. Adapun sektor niaga-el (e-commerce) masih menjadi penyumbang terbesar. Pada 2023, nilai transaksi niaga-el mencapai Rp453 triliun dan diproyeksikan tumbuh menjadi Rp487 triliun pada 2024.
Pencapaian ini tidak terlepas dari peran serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang jumlahnya saat ini sudah mencapai 63,9 juta unit usaha dan mampu berkontribusi terhadap 61 persen struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia. UMKM Indonesia menggerakkan 120,59 juta tenaga kerja di berbagai sektor. Adapun menurut Kementerian Koperasi dan UKM, 27 juta UMKM yang telah terdigitalisasi pada 2023 dan ditargetkan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024.
Selain peningkatan transaksi, penetrasi produk lokal dalam ekosistem niaga-el juga mengalami perkembangan pesat. Program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2023 berhasil mendorong konsumsi produk lokal secara signifikan, di antaranya 59 persen fesyen dan pakaian olahraga, 49 persen produk perawatan, dan 38 persen produk kosmetika.
Lebih lanjut, Harbolnas 2024 mengangkat tema #PakaiProdukSendiri dan akan diselenggarakan pada 10-12 Desember 2024 mendatang. Tanggal 10 dan 11 Desember 2024 akan dikhususkan untuk Hari Belanja Produk Nasional sementara tanggal 12 Desember untuk semua produk.
Pada kesempatan tersebut, Wamendag Roro juga memaparkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus berturut-turut selama 54 bulan sejak Mei 2020. Pada Januari–Oktober 2024, surplus perdagangan tercatat USD 24,43 miliar diiringi neraca nonmigas yang konsisten surplus selama lima tahun terakhir. Hal ini membuat tingkat optimisme tercapainya target ekspor nonmigas 2024 semakin tinggi.
Adapun tren harga barang kebutuhan pokok relatif stabil berdasarkan data perkembangan harga hingga pertengahan Oktober 2024. Inflasi umum tercatat 1,84 persen year-on-year (YoY), sedangkan inflasi pangan bergejolak sebesar 1,43 persen (YoY). Rendahnya inflasi ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam memastikan pasokan bahan pokok tetap terjaga dan distribusi berjalan lancar.
Wamendag Roro juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama Universitas Maranatha, IFI, Shopee, dan Markplus yang telah membantu menyelenggarakan acara ini. “Acara seperti ini merupakan investasi yang penting bagi Indonesia, terutama untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk masuk dalam perdagangan global di era digital. Terlebih dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045,” tandas Wamendag Roro.