Komitmen Prabowo untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina, yang disampaikan di Rio de Janeiro, itu bukan hanya cek kosong belaka. Setelah pertemuan Prabowo dengan Antonio Guterres itu, TNI langsung merespons.
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayjen TNI Taufik Budi Santoso, mengatakan bahwa TNI menyiapkan sejumlah langkah awal untuk mendukung misi perdamaian di Palestina tersebut.
“Kami sudah di langkah awal dengan membuat organisasinya. Tinggal nanti tahapan berikutnya adalah menyesuaikan dengan permintaan dari PBB. Itu pasti,” kata Taufik Budi Santoso.
Sebelumnya, pada 6 Juni lalu, Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, menyatakan telah menyiapkan brigade yang terdiri dari empat batalyon untuk dikirimkan sebagai pasukan perdamaian ke Gaza. Pasukan itu siap dikirim jika Indonesia mendapatkan mandat dari PBB untuk menjaga perdamaian.
Menurut Agus Subiyanto empat batalyon itu terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni, dan Batalyon Perbekalan. Seluruh pasukan berjumlah 1.212 personel.
“Kita akan membentuk Brigade Komposit yang terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Zeni, kemudian Batalyon Kesehatan, dan Batalyon Perbekalan, ke sana,” kata Agus.
Batalyon Kesehatan, kata Agus Subiyanto, memiliki kemampuan perawatan medis karena dilengkapi dengan dokter. Sementara Batalyon Zeni punya kemampuan membuat konstruksi, Batalyon Perbekalan bisa membuat dapur umum, dan Batalyon Support membantu pengamanan bagi personel-personel yang bertugas di Gaza.
Menurutnya, pasukan-pasukan pengamanan tetap diperlukan karena di daerah tersebut masih terjadi konflik. “Jadi kita tetap mengamankan pasukan kita yang membantu,” jelas Agus Subiyanto.
TNI juga menyiapkan dua kapal rumah sakit dalam misi perdamaian tersebut, yaitu KRI Radjiman dan KRI Suharso. Dua kapal rumah sakit itu bisa membantu perawatan bagi masyarakat yang terdampak konflik.
“Itu bisa merawat di dalam kapal, dan juga ada unit darurat bisa operasi kelas satu, ada x-ray dan ada UGD,” tutur Agus Subiyanto.