Reporter:
Afdal Namakule|
Editor:
Afdal Namakule|
Kamis 13-10-2022,11:11 WIB
Faizal Assegaf. (istimewa for FIN) —
JAKARTA, FIN.CO.ID- Kritikus Faizal Assegaf menyarankan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh agar siap-siap untuk keluar dari koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Hal itu menyusul banyak kritikan terhadap NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon Presiden 2024.
Sebab Anies dinilai sebagai satu-satunya figur yang berbeda ‘mazhab’ dengan pemerintah. Sementara NasDem hingga saat ini masih merupakan partai koalisi pendukung Pemerintah.
Faizal Assegaf mengatakan, Surya Paloh harus bermartabat dalam politik. Tidak memainkan politik dua topeng. Paloh harus tunjukan sikap tegas atas desakan dan kritikan dari partai-partai koalisi pemerintah.
BACA JUGA:Buntut Surya Paloh Usung Anies Jadi Capres 2024, Giliran Kader Kabupaten Kudus Mundur
BACA JUGA:Faizal Assegaf: Surya Paloh Berhasil Kembalikan Anies ke Habitatnya di Lingkaran Jokowi
“Surya Paloh saatnya siapkan pidato perpisahan dari koalisi Jokowi. Menjawab tekanan PDIP dan jokower yang kian mendesak Nasdem keluar dari kabinet. Paloh harus bersikap bermartabat. Lakon politik dua topeng, tidak elok. Nasdem mesti tidak ragu melebur dengan oposisi” tutur Faizal Assegaf kepada fin.co.id, Kamis 13 Oktober 2022.
Dia mengatakan, Palo mengusung Anies Baswedan yang merupakan figur oposisi, merupakan strategi NasDem untuk merangkul pemilih dari barisan posisi.
“Intrik politik Paloh loyal pada Jokowi sembari usung Anies dari figur oposisi, adalah strategi: Merangkul oposisi dan terus mendulang faedah kekuasaan Jokowi,” katanya.
“Ihwal tersebut tampaknya membuat Istana dilematis hadapi kegusaran PDIP dan cemas karena Nasdem kian melaju bersama Anies” sambung Faizal.
BACA JUGA:Viral Potret Pertemuan AHY, Surya Paloh, Hingga Anies, Benny Harman: Ini Bukan Sekadar Foto
BACA JUGA:Faizal Assegaf Sebut Anies Baswedan Seperti ‘Olibekas’ yang Kembali ke Habitat Oligarki
Dia menilai, deklarasi Anies dipercepat oleh Surya Paloh, selain efektif mengunci KPK dalam pengusutan kasus Formula E, sekaligus menyulut daya rusak bagi Parpol koalisi di lingkaran Istana.
“Parpol pro Jokowi pecah kongsi dan gigit jari. Sementara oposisi menikmati drama Paloh sebagai azab politik bagi Jokowi dan PDIP,” katanya.
Sumber: