KRjogja.com, TEMANGGUNG – Bencana alam banjir dan longsor berpotensi terjadi di 14 kecamatan di Kabupaten Temanggung pada Januari dan Februari, sebab sebagai puncak musim hujan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Totok Nursetyanto mengatakan puncak musim hujan pada Februari. Dan Januari 2025 ini telah menuju ke puncak musim hujan yang banyak curah hujan. “Hasil prakiraan dari BMKG bahwa sejak September-November 2024 itu sudah masuk musim hujan, dan puncaknya nanti di bulan Februari 2025. Jadi dibulan Februari itu ada peningkatan curah hujan 40 persen dari biasanya,” kata Totok Nursetyanto, Rabu (22/1). Baca Juga: Konsisten Dukung UMKM Semakin Berdaya, BSI Dapat Alokasi Rp 17 Triliun KUR Syariah
Disampaikan masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor telah diperingatkan untuk waspada akan bencana alam, banjir dan longsor. Sebab saat ini musim hujan telah merata di wilayah Temanggung. Dikatakan 14 kecamatan rawan banjr dan longsor itu yakni Tretep, Wonoboyo, Candiroto, Gemawang, Jumo, Bejen, Ngadirejo, Bansari, Kledung, Bulu, Tembarak, Selopampang, Pringsurat, dan Kaloran.
Dikatakan hujan telah merata di 20 kecamatan yang ada di Temanggung, namun di 14 kecamatan itu potensi banjir dan longsor sangat besar, berdasarkan rekam kejadian dan kajian. Baca Juga: Kemendag Tambah 5 Komoditas dalam Program Sistem Resi Gudang Dikatakan pihaknya juga telah memasang alat pendeteksi dini kejadian longsor dan banjir namun diakui belum semua terpasang. Sehingga dibutuhkan kejelian dan kerajian dalam melihat tanda-tanda alam.(Osy)