Gokil! Segini Cuan Gede Pedagang Jual Sepatu Adidas-Nike Eks Impor

31 January 2024, 4:47

Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena thrifting atau jual/beli barang bekas masih marak di kalangan masyarakat, meskipun 1 tahun sebelumnya pemerintah sudah melakukan penggerebekan di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat. Usut punya usut, maraknya fenomena thrifting ini diketahui, karena bisnis thrifting sendiri mampu memberikan omzet yang fantastis bagi pedagangnya.
Misalnya Medi, salah seorang pedagang sepatu bekas di Pasar Senen yang mampu meraup untung hingga Rp 700.000, hanya dari penjualan satu pasang sepatu merek Doctor Martens bekas. Yang mana diketahui, harga sepatu merek ini dengan kondisi barunya bisa dibanderol di atas Rp 3.500.000.

“Di sini saya pernah jual itu paling mahal Rp700.000 ada. Itu sepatu merek Doctor Martens, harga barunya kan jutaan ya, terus kondisi barangnya masih bagus, jadi saya bisa pasang harga lumayan tinggi,” ungkap Medi saat ditemui CNBC Indonesia di lokasi, Selasa (30/1/2024).

Angka keuntungan dari penjualan tadi, katanya, hanya sebagian contoh penjualan sepatu bekas yang pernah dilakukannya selama berdagang. Sementara, untuk total omset yang diperolehnya, ia mengaku masih belum bisa merinci, karena dia sendiri merupakan pemain baru dalam bisnis ini.

Foto: Penjualan sepatu bekas impor masih marak di Pasar Senen, Jakarta Pusat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Penjualan sepatu bekas impor masih marak di Pasar Senen, Jakarta Pusat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

“Gak tahu ya, gak nentu juga sih, saya juga masih baru di sini. Tapi ya paling besar saya pernah peroleh Rp700.000 dalam satu transaksi,” ujarnya.
Medi juga mengaku bahwa selama dirinya berjualan, ia tidak pernah memaksa calon pembelinya untuk membeli dagangan yang dia jual. Karena menurutnya, thrifting adalah soal selera. Jika pembeli itu memang tertarik dan suka dengan produk tersebut, maka dia akan dengan sukarela mengeluarkan uang tak peduli berapapun harganya.

“Karena kalau berbicara thrift itu sebenarnya selera. Kalau saya sebagai penjual, saya jualan itu nggak ada paksaan, kalau dia mau beli, ya beli. Tapi kalau berbicara thrift, kalau saya pribadi ya dari kesukaan, hobi, dan selera masing-masing,” tukas dia.
“Nah kalau berbicara mahal dan tidak terbeli itu nanti ujung-ujungnya ke siklus ekonomi. Jadi kalau menurut saya mah thrifting itu selera, suka atau tidak suka, bukan soal harga. Kadang ada yang mau beli tapi katanya ‘mahal amat’. Nah itu berarti dia belum jeli, gak teliti,” imbuhnya.

[-]

(wur)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi