FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Hasan Nasbi melantik para pejabat dan jajaran Kantor Komunikasi Kepresidenan di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara, Jakarta, pada Senin (18/11/2024).
Mereka yang dilantik terdiri dari 50 pejabat dan tenaga profesional, tiga deputi, enam tenaga ahli utama yang ditugaskan menjadi juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan serta sejumlah tenaga ahli utama, madya, muda hingga terampil.
Terkait hal itu, sejumlah pegiat media sosial menyampaikan kritik tajam. Pasalnya, jumlah pejabat dan tenaga profesional yang dilantik terbilang sangat banyak.
“Kalau begini caranya urus negara. Mulai tahun depan saya gak akan bayar pajak lagi. Seenaknya saja dia angkat tenaga ahli yang bayar gaji mereka kita juga dari pajak,” tulis tokoh NU, Umar Syahadat Hasibuan atau Gus Umar melalui akun media sosial X miliknya, @UmarSyadatHsb__, dikutip Rabu (20/11/2024).
Cuitan itu pun ramai dikomentari warganet. Umumnya mereka ikut heran dengan gemuknya jumlah pejabat di periode kali ini.
“Buat apa kok banyak banget orang2 yg gak jelas di Istana,
Semuanya karena satu golongan atau satu partai dalam koalisi. Dan yg jelas semuanya di gaji pakai uang pajak dari rakyat. Sampai kapan keserakahan ini dipelihara. Liat di desa banyak orang yg gak bisa makan,” balas warganet di kolom komentar.
“Menterinya tambun ditambah 50 tenaga ahli minimal gaji 50 jeti belum pasilitas yg lain mantap nih…rejim ga sekalian 100 tenaga ahli..,” ujar lainnya.
“Padahal lantik aja ahli profesional jadi menteri, wakil menteri, staf khusus bukan melantik orang dekat, politisi, artis yg ngak jelas dan ngabisin anggaran…,” kritik lainnya.
Sebelumnya, Hasan Nasbi mengibaratkan Kantor Komunikasi Kepresidenan sebagai organisasi paling hilir dalam pemerintahan, bak tempat penampungan air.
“Kita seperti tempat penampungan air, yang mungkin kalau di musim kemarau, air yang datang jernih, tapi di musim hujan air yang ditampung ada keruh-keruhnya,” jelas Hasan.
Meskipun demikian dia meminta kepada seluruh jajaran untuk memastikan air yang keluar dari Kantor Komunikasi Kepresidenan adalah air yang jernih yang bisa memuaskan dahaga publik.
Hasan mengatakan Kantor Komunikasi Kepresidenan merupakan kantor pembawa pesan. Dia meminta jajaran berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada publik.
“Kalau air yang keluar dari Kantor Komunikasi Kepresidenan tidak jernih, masyarakat bisa salah paham, bisa kehilangan kepercayaan kepada masyarakat,” kata Hasan.
Dia menekankan seluruh jajaran utamanya para juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan untuk menimbang info dengan matang terlebih dulu sebelum diutarakan kepada masyarakat.
“Jangan sampai kecepatan mengorbankan akurasi,” pintanya.
Dia berharap generasi pertama pejabat-pejabat Kantor Komunikasi Kepresidenan dapat menjadi legenda yang kelak akan dikenang atas kinerjanya oleh para generasi mendatang. (bs-sam/fajar)