loading…Mendikti Saintek Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran menuai sorotan publik. Sungguh ironis, Satryo dikecam anak buahnya sendiri. Foto: Dok SINDOnews
JAKARTA – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menuai sorotan publik. Sungguh ironis, Satryo dikecam anak buahnya sendiri. Mantan Dirjen Dikti itu diduga bertindak arogan dan sewenang-wenang. Dia memecat pegawainya melalui WhatsApp (WA) hanya karena persoalan sepele. Bahkan, kerap bertindak kasar. Akibatnya, Prof Satryo didemo anak buahnya. Mereka meminta Presiden Prabowo Subianto mengevaluasi kinerja Mendikti Saintek.
7 Fakta Satryo Soemantri Brodjonegoro yang Sedang Ramai Dibicarakan1. Pemecatan Pegawai melalui WhatsAppSalah satu hal yang paling banyak disorot adalah tindakan Satryo yang memecat seorang pegawai melalui WhatsApp. Neni Herlina, Penanggung jawab Rumah Tangga Kemendikti Saintek mengungkapkan dirinya dipecat Satryo secara mendadak tanpa surat pemberitahuan resmi.“Pak Menteri langsung kirim pesan ‘Saya pecat kamu’ tanpa ada pemberitahuan sebelumnya,” ujar Neni. Dia menilai tindakan ini tidak memiliki dasar hukum kuat dan melanggar etika profesional. Pemecatan tersebut diduga terkait masalah pemasangan jaringan Wi-Fi di rumah dinas yang dianggap tidak selesai tepat waktu.
2. Perlakuan Kasar Terhadap PegawaiSelain kasus pemecatan, beberapa pegawai menyatakan sering mendapatkan perlakuan kasar dari Satryo. Neni juga mengaku pernah dimarahi secara langsung oleh Satryo di depan staf lain.“Beliau membentak saya di depan staf dan anak-anak magang. Rasanya sangat tidak etis dan melukai harga diri,” ungkapnya. Hal ini memunculkan kesan bahwa gaya kepemimpinan Satryo sering dianggap otoriter oleh bawahannya.
3. Kabur saat Dihadang Demonstrasi PegawaiSatryo sempat menjadi perhatian ketika ratusan pegawai Kemendikti Saintek menggelar unjuk rasa damai di depan kantor kementerian. Para pegawai menuntut keadilan atas tindakan semena-mena yang dilakukan Satryo.Dalam aksi tersebut, mobil dinas RI 25 yang ditumpangi Satryo terlihat meninggalkan gedung. Massa yang membawa spanduk bertuliskan “Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri!” mencoba menghadang mobil tersebut. Namun, Satryo tetap meninggalkan lokasi.
4. Presiden Prabowo Diminta Mengevaluasi SatryoKetua Paguyuban Pegawai Kemendikti Saintek Suwitno menuturkan aksi protes bertujuan meminta Presiden Prabowo mengevaluasi posisi Satryo sebagai menteri. “Kami berharap Presiden mempertimbangkan ulang penunjukan beliau sebagai menteri. Seorang pemimpin seharusnya menjadi teladan, terutama di bidang pendidikan tinggi,” katanya. 5. Prestasi Satryo di Dunia Pendidikan
Di balik kontroversi tersebut, Satryo memiliki rekam jejak prestasi yang tidak bisa diabaikan. Sebagai seorang ilmuwan, Satryo telah menghasilkan lebih dari 99 publikasi ilmiah. Dia juga pernah menjabat Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).Satryo memulai karier akademiknya di bidang teknik mesin, meraih gelar Ph.D dari University of California, Berkeley, pada tahun 1985. Pada tahun 1992, dia terpilih menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin di ITB dan mulai 1999-2007 dia menjabat Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
6. Penghargaan Internasional yang MengesankanPrestasi Satryo diakui tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Salah satu penghargaan bergengsi yang dia terima yakni The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari pemerintah Jepang. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam meningkatkan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Jepang.
7. Warisan Keluarga dan Latar Belakang AkademikSatryo lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956. Dia adalah anak Soemantri Brodjonegoro yang pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1973. Dengan latar belakang keluarga yang erat dengan dunia pendidikan, tidak heran jika Satryo melanjutkan tradisi tersebut.Dia juga dikenal sosok yang membawa pembaruan di dunia pendidikan tinggi, terutama dalam memodernisasi kebijakan dan sistem pendidikan di Indonesia. Namun, kontroversi yang menyelimuti masa jabatannya sebagai menteri menjadi catatan tersendiri dalam perjalanan kariernya.
(jon)