Hutama Karya Terapkan Konsep Infrastruktur Berkelanjutan untuk Jalan Tol Trans Sumatera

6 August 2024, 18:55

KOMPAS.com – PT Hutama Karya (Persero) berinisiatif untuk menerapkan konsep infrastruktur berkelanjutan untuk proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), mencakup seluruh tahapan dari perencanaan hingga pengoperasian.
Inisiatif tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap sejumlah aspek, meliputi lingkungan, sosial, dan tata kelola, atau dikenal dengan konsep Environmental, Social and Governance (ESG).
Pada tahap perencanaan, Hutama Karya melakukan kajian lingkungan mendalam untuk mengidentifikasi dampak potensial dari pembangunan jalan tol, seperti kehilangan biodiversitas, kerusakan ekosistem, dan emisi karbon.
Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan aktif berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan organisasi non-pemerintah (NGO) setempat.
Baca juga: Serangan Harimau di Lampung, NGO Sebut Lokasi Konflik Masuk Kawasan Hutan TNBBS
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menjelaskan bahwa mitigasi dampak telah diterapkan dalam desain jalan tol.

“Kami memilih trase jalan tol yang meminimalkan dampak lingkungan, merancang koridor satwa untuk mengurangi fragmentasi habitat, dan melengkapi dengan utilitas penunjang,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (6/8/2024).
Lebih lanjut, Adjib mengungkapkan bahwa Hutama Karya juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) untuk rehabilitasi kawasan hutan.
Kewajiban pelepasan kawasan hutan dilakukan sesuai peraturan, termasuk pemenuhan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR).
Baca juga: Tingkatkan Reboisasi Amazon, Bank Dunia Bakal Terbitkan Obligasi
Untuk implementasi infrastruktur berkelanjutan, Adjib menjelaskan bahwa Hutama Karya akan terus menerapkan prinsip ESG pada pembangunan JTTS Tahap II, salah satunya yang akan menghubungkan Jambi dan Riau.
Tanggung jawab lingkungan dalam pembangunan jalan tol tersebut mencakup mitigasi secara menyeluruh yang dituangkan dalam kajian lingkungan.
Hal tersebut meliputi pengelolaan kualitas tanah dan air, pengendalian polusi udara dan kebisingan, pelestarian keanekaragaman hayati, serta pengelolaan limbah, termasuk limbah cair dan bahan berbahaya dan beracun (B3).
“Kajian lingkungan dilakukan secara rutin dengan monitoring dan evaluasi berdasarkan rekomendasi dokumen lingkungan selama fase pembangunan dan pengoperasian jalan tol. Kami memastikan tidak akan ada pembabatan kawasan hutan untuk koridor JTTS,” kata Adjib.
Baca juga: Memaksimalkan Koridor Ekonomi di Selat Malaka
Wujudkan infrastruktur tol berkelanjutan
Dalam upaya mewujudkan infrastruktur tol berkelanjutan, Hutama Karya menerapkan prinsip ESG pada jalan tol yang telah beroperasi.
Langkah-langkah yang diambil termasuk penanaman pohon di sepanjang ruas tol, pemasangan lampu pintar, pengembangan ruang hijau terbuka di area istirahat, penyediaan underpass untuk perlintasan satwa, program Bantuan Sosial (Bansos) untuk masyarakat sekitar, hingga penyediaan lahan, serta pendampingan tenant usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di rest area.
“Sejak 2021 hingga saat ini, kami telah menanam lebih dari 160.000 pohon di berbagai ruas tol yang dikelola Hutama Karya, termasuk di JTTS dan jalan tol di Pulau Jawa seperti Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi Selatan (S) dan Akses Tanjung Priok (ATP),” ucap Adjib.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi