Laporan Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin, 30 Desember 2024 menyebut lebih dari 240 warga Palestina, termasuk puluhan staf medis dan direktur RS tersebut telah ditahan pasukan Israel (IDF). Kemenkes Gaza mengaku prihatin dengan kondisi Hussam Abu Safiya, direktur RS Kamal Adwan, karena beberapa staf yang dibebaskan oleh militer Israel mengaku dipukuli oleh tentara.
“Beberapa staf rumah sakit yang dibebaskan pada Jumat, 27 Desember 2024 mendapat kekerasan berupa pemukulan dari tentara Israel,” papar laporan tersebut, seperti dimuat Reuters. Militer Israel mengklaim menyerang RS Kamal Adwan karena yakin fasilitas kesehatan tersebut telah digunakan sebagai pusat komando untuk operasi militer Hamas dan mereka yang ditangkap diduga militan.Militer Israel mengatakan 350 pasien dan personel medis dievakuasi sebelum operasi Kamal Adwan, sementara 95 lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia selama operasi.Dikatakan bahwa Dirut RS Kamal Adwan Abu Safiya ditahan untuk diinterogasi karena ia dicurigai sebagai anggota Hamas.Hamas menepis pernyataan Israel bahwa para pejuangnya telah beroperasi dari rumah sakit tersebut selama perang Gaza yang telah berlangsung selama 15 bulan.Kelompok perlawanan Palestina itu belum mengomentari soal 240 orang yang ditangkap Israel di RS Kamal Adwan.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam penyerbuan militer Israel karena membuat fasilitas kesehatan utama terakhir di Gaza utara tidak dapat beroperasi. “WHO terkejut dengan serangan kemarin. Pembongkaran sistematis sistem kesehatan dan pengepungan selama lebih dari 80 hari di Gaza Utara membahayakan nyawa 75.000 warga Palestina yang tersisa di daerah tersebut,” kata WHO.Dalam beberapa bulan terakhir pasukan Israel telah mengusir orang-orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah di sekitar kota-kota di Gaza utara, yaitu Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya.Warga Palestina menuduh Israel melakukan pembersihan etnis dengan mengosongkan wilayah-wilayah tersebut untuk menciptakan zona penyangga. Israel membantah melakukan hal itu, dengan mengatakan bahwa Israel bertujuan untuk mencegah para pejuang Hamas berkumpul kembali di wilayah-wilayah tersebut.Militer Israel mengatakan pada hari Sabtu, 28 Desember 2024 bahwa mereka telah mulai beroperasi semalam terhadap sasaran-sasaran di wilayah Beit Hanoun.Mereka juga mengeluarkan perintah evakuasi baru kepada penduduk Beit Hanoun, memerintahkan mereka untuk pergi dan menuju wilayah selatan Jalur Gaza, dengan alasan roket yang ditembakkan dari wilayah tersebut.Dalam sebuah pernyataan, disebutkan bahwa dua roket yang ditembakkan dari Gaza utara menuju Yerusalem dan wilayah Israel lainnya berhasil dicegat.Kampanye Israel terhadap Hamas, yang sebelumnya menguasai Gaza, telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina.Sebagian besar dari populasi yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi dan sebagian besar wilayah Gaza hancur.
Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan membawa 251 orang ke Gaza sebagai sandera, menurut penghitungan Israel.