Krjogja.com Jakarta – Insiden tak menyenangkan dialami sepasang suami istri, Michael Reese dan Leah Ferrarini, warga California, Amerika Serikat. Mereka mengklaim rumah mereka rusak setelah bongkahan es sebesar semangka jatuh ke atap kamar tidur keduanya. Insiden itu terjadi tak lama setelah pukul 8 malam, Januari 2024. Pasangan itu menuduh bongkahan es tersebut jatuh dari pesawat Airbus A321 milik maskapai JetBlue yang sedang terbang di atas rumah mereka di Inglewood, saat melayani penerbangan dari Los Angeles ke New York. Akibat kejadian tersebut, Reese dan Ferrarini mengaku kini menderita insomnia dan tidak bisa tidur nyenyak lagi. Mereka pun ingin pindah dari rumah impian mereka karena merasa tidak aman lagi di sana.
Baca Juga: Jadi Ruang Terbuka Hijau, GOR dan Stadion Bersejarah Kridosono Tinggal Kenangan? Keduanya lalu menggugat pihak maskapai sebesar USD1 juta atau sekitar Rp16,3 miliar. Tuntutan ganti rugi itu mencakup USD300.000 untuk gangguan emosional; USD300.000 untuk rasa sakit, penderitaan, dan ketidaknyamanan; USD40.000 untuk biaya medis, dan USD360.000 untuk kerusakan properti.
Gugatannya baru diajukan awal bulan ini. Mereka menuduh maskapai tersebut lalai karena menerbangkan pesawat yang berbahaya serta pelanggaran karena pasangan itu tidak mengizinkan JetBlue untuk membiarkan bongkahan es besar memasuki rumah mereka maupun menyebabkan kerusakan. Mengutip NY Post, Rabu (22/1/2025), setelah kejadian itu, polisi dan petugas pemadam kebakaran dipanggil ke rumah. Berdasarkan gugatan tersebut, Federal Aviation Administration (FAA) selaku regulator penerbangan sipil pun membuka penyelidikan. Baca Juga: Transparansi Baru Kemenag: Daftar Jemaah Haji Khusus 2025 Diumumkan Secara Terbuka, Cek Nama Anda Sekarang! Reaksi JetBlue Tanggapi Gugatan Menurut pernyataan dalam gugatan pasangan itu, hasil penyelidikan FAA menemukan bahwa pesawat tersebut memiliki riwayat masalah air selama enam bulan. Pesawat A321 yang sama diduga menjatuhkan es ke rumah di Massachusetts pada Agustus 2023. Sekitar seminggu setelah kejadian di California, inspeksi pada sistem air pesawat menemukan bahwa flensa katup – bagian pesawat yang menghubungkan katup ke pipa – tidak sejajar dan menyebabkan kebocoran, menurut gugatan tersebut. Dalam pengajuan pengadilan, JetBlue menolak tanggung jawab dan mengatakan bahwa perilaku mereka sesuai dengan standar dan peraturan industri. Perusahaan itu juga meminta pengadilan untuk memberi mereka biaya pengacara untuk biaya gugatan. “Keselamatan adalah prioritas utama kami dan memandu semua yang kami lakukan,” kata JetBlue kepada The Post dalam sebuah pernyataan. Maskapai tersebut menolak untuk berkomentar tentang tuduhan tersebut. Baca Juga: Transparansi Baru Kemenag: Daftar Jemaah Haji Khusus 2025 Diumumkan Secara Terbuka, Cek Nama Anda Sekarang! Sebelumnya, insiden terkait benda jatuh dari pesawat juga menimpa maskapai Alaska Airlines pada awal Januari 2024. Jendela pesawat Boeing 737 MAX 9 dengan nomor penerbangan 1282 itu terlepas setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland sekitar pukul 17.00, pada Jumat, 5 Januari 2024, waktu setempat.