AYOBOGOR.COM — Tahukah kamu, ada sebuah tempat di sudut kota Bogor yang telah menyaksikan perjalanan panjang waktu dan menjadi bagian penting dari identitas kota ini? Yup, itu adalah Pasar Anyar, sebuah pasar tradisional yang sudah ada sejak masa kolonial dan terus berkembang hingga menjadi salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal hingga kini. Kali ini, kita akan mengulik lebih dalam mengenai sejarah Pasar Anyar, dari awal berdirinya hingga transformasinya menjadi pasar modern yang masih eksis di tengah kota Bogor.
Sejarah Awal Pasar Anyar Pasar Anyar merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Terletak di lokasi strategis di tengah kota, Pasar Anyar menjadi salah satu pusat keramaian dan transaksi perdagangan yang penting bagi masyarakat Bogor.
Keberadaan pasar ini tak lepas dari pembangunan Stasiun Bogor pada tahun 1879, yang menjadi salah satu faktor utama mengapa kawasan ini terus berkembang. Dahulu, bangunan utama Pasar Anyar terdiri dari empat buah los memanjang yang berjajar dengan model terbuka dan atap berbentuk kampung. Los-los tersebut memiliki lantai yang ditinggikan untuk dijadikan tempat jualan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat. Melalui foto-foto koleksi Instagram Bogor tempo dulu, kita bisa melihat bagaimana bangunan Pasar Anyar berada di area blok C dan D Pasar Kebon Kembang, tepatnya di pinggiran Jalan Nyi Raja Permas, yang kini dikenal sebagai Jalan Dewi Sartika. Pasar Anyar Sebagai Kawasan Ekonomi Sejak Masa Kolonial Kawasan sekitar Pasar Anyar sejak awal memang telah dirancang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai kawasan ekonomi dan bisnis. Di sepanjang Jalan Dewi Sartika yang dulu dikenal sebagai Jalan Kebon Kembang, bermunculan berbagai toko yang menjual barang kebutuhan rumah tangga, mulai dari apotek, toko buku, hingga toko onderdil kendaraan. Semua aktivitas ekonomi tersebut menjadikan kawasan ini sebagai pusat perekonomian yang ramai dan berkembang pesat. Pada era pasca-kolonial, Pasar Anyar kemudian mendapat status sebagai pasar lokal, setelah pasar di Bogor naik status menjadi pasar regional. Sejak saat itu, Pasar Anyar terus berkembang, diiringi dengan penataan kawasan dan pembenahan bangunan pasar, hingga akhirnya bertransformasi menjadi pasar tradisional modern yang kita kenal sekarang. Pasar Anyar sudah mengalami beberapa kali perubahan, baik dalam hal fisik bangunannya maupun dalam hal nama. Salah satu perubahan yang cukup kontroversial adalah ketika pada awal 2000-an, Pasar Anyar secara resmi berganti nama menjadi Pasar Kebon Kembang. Nama baru ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat, yang merasa bahwa perubahan nama tersebut menghapus sejarah panjang Pasar Anyar itu sendiri. Meski demikian, sebagian besar warga Bogor tetap menggunakan nama “Pasar Anyar” dalam percakapan sehari-hari. Perubahan nama ini, konon, terkait dengan seringnya terjadi peristiwa kebakaran besar yang melanda pasar ini sejak awal berdirinya. Kebakaran tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada struktur bangunan pasar. Oleh karena itu, pihak pengelola berusaha untuk membuat Pasar Kebon Kembang lebih aman dan ramah, dengan melakukan berbagai perbaikan dan penataan agar kebakaran serupa tidak terulang lagi di masa depan. Meskipun telah mengalami beberapa kali perubahan rupa dan nama, Pasar Anyar tetap menjadi ikon penting dalam sejarah Kota Bogor. Dengan berbagai pembaruan yang dilakukan, pasar ini kini berdiri megah sebagai pasar tradisional modern yang tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai pusat perbelanjaan yang ramai dan dinamis. Pasar Anyar tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan waktu, serta cerita-cerita yang terus hidup di antara generasi masyarakat Bogor. Jadi, saat Anda berkunjung ke Pasar Anyar, Anda tidak hanya membeli kebutuhan sehari-hari, tetapi juga ikut merasakan sejarah panjang yang terukir di pasar ini, dari masa kolonial hingga kini. Pasar Anyar tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Bogor yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.