Mata uang Garuda itu menguat tipis 15 poin atau bangkit 0,09 persen dari perdagangan sebelumnya jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.Berdasarkan pantauan RMOL, mayoritas mata uang Asia bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,17 persen, Baht Thailand melemah 0,06 persen, Yuan China tumbuh 0,02 persen, dan Peso Filipina menguat 0,06 persen.
Selanjutnya Won Korea Selatan melemah 0,01 persen, Dolar Singapura menguat 0,07 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.Di sisi lain mata uang utama negara maju juga ikut bergerak bervariasi. Euro Eropa menguat 0,08 persen, Poundsterling Inggris stagnan, dan Franc Swiss menguat 0,07 persen.Kemudian Dolar Australia menguat 0,11 persen, dan Dolar Kanada tumbuh 0,08 persen.
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus memprediksi Rupiah berpotensi kembali melemah ke level tertinggi pasca Bank Indonesia memangkas suku bunga ke level 5,75 persen.“Namun demikian, penurunan suku bunga BI juga menjadi sentimen positif domestik dan mengundang dana asing yang mulai masuk di 3 hari terakhir perdagangan Bursa pada saham-saham berkapitalisasi besar,” katanya dalam keterangan resmi.