Krjogja.com – YOGYA – Anggota DPD RI Dapil DIY, Yashinta Sekarwangi Mega, menyelenggarakan forum dialog bersama dengan masyarakat bertajuk ‘Rembug Warga Jogja’ di Rooftop Pasar Sentul, Kota Yogyakarta. Rembug Warga Jogja kali ini mengusung tema ‘Menuju Kota Yogyakarta Bebas Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan’. Selain Yashinta, narasumber Rembug Warga Jogja adalah Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) selaku walikota Yogyakarta terpilih, dan Kalis Mardiasih selaku aktivis pemberdayaan perempuan. Pada forum tersebut, Kalis menyebutkan bahwa kekerasan kepada perempuan tidak hanya yang melukai raga jasmani, namun juga ada bersifat verbal dan psikis. “Edukasi anti-kekerasan berbasis gender harus dilakukan sejak usia dini. Jangan sampai kasus pemerkosaan seperti yang terjadi di Purworejo baru-baru ini terus berulang ke depannya, apa lagi di DIY,” ungkap Kalis dikutip, Minggu (22/12/2024). Baca Juga: Ibu Siswa SMP-SMA Deklarasi Tolak Pernikahan Dini
Hasto Wardoyo juga sepakat bahwa kekerasan berbasis gender di Yogyakarta sudah tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Lebih lanjut, Politisi sekaligus dokter spesialis kandungan tersebut mengatakan bahwa pencegahan kekerasan berbasis gender salah satunya dapat dilakukan dengan pendidikan seksual yang diajarkan dari SD sampai SMA. “Pendidikan seksual itu bukan berarti para siswa kita diajarkan untuk melakukan hubungan seksual pra-nikah dan dilanjutkan dengan bagi-bagi kondom gratis. Bukan itu. Pendidikan seksual merupakan edukasi yang bertujuan agar para siswa lebih paham dengan organ reproduksinya, sehingga mereka justru lebih menjauhkan diri mereka dari tindakan asusila,” imbuh Hasto.
Yashinta menyatakan sejak kampanye sampai dengan sekarang sudah menjabat menjadi senator, permasalahan kekerasan berbasis gender kepada perempuan selalu menjadi prioritasnya. Programnya untuk mengentaskan permasalahan tersebut dia beri nama sebagai Ngayomi Ngagem Ati yang merupakan program mendorong optimalisasi pusat-pusat krisis dan tempat perlindungan untuk perempuan dan anak korban kekerasan. “Saya benar-benar berharap bahwa dalam waktu dekat, nol kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan bisa terwujud di seluruh DIY. Saya juga siap berkolaborasi dengan Pak Hasto dan seluruh pemangku kepentingan lainnya di DIY agar Satgas Anti-Kekerasan dapat terbentuk di Kota Yogyakarta. Harapannya, satgas ini dapat menjadi agen sosialisasi mengenai nilai-nilai anti-kekerasan di seluruh Kelurahan di Kota Yogyakarta,” ungkap Mbak Yashinta. Baca Juga: Mobil Oleng Tabrak Pohon, Akhmat Tewas di Lokasi Kejadian Pada 2023, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana DP3AP2KB mencatat ada 71 laporan mengenai kekerasan dengan 61 korban berjenis kelamin perempuan. Kemudian, delapan korban masih tergolong dalam usia anak, dan Kecamatan Umbulharjo dan Mergangsan menjadi kecamatan dengan jumlah korban terbanyak. Berangkat dari fakta memprihatinkan tersebut, Rembug Warga Jogja merupakan forum dialog sekaligus salah satu upaya Yashinta untuk memerangi kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di DIY. “Saya akan terus suarakan agar bisa menekan, meminimalisir bahkan tidak ada lagi kekerasan kekerasan berbasis gender,” pungkas senator termuda DIY ini. (Fxh)