TEMPO.CO, Jakarta – Notre Dame akan kembali dibuka pada 7 Desember 2024, setelah sempat ditutup akibat kebakaran pada tahun 2019. Wisatawan bisa kembali mengunjungi salah satu destinasi wisata ikonik di Paris itu, dengan cara reservasi. Pengunjung juga dapat melihat beberapa perubahan setelah direstorasi selama hampir lima tahun.Notre Dame merupakan mahakarya Gotik abad pertengahan, yang dibangun sejak tahun 1163. Berdiri di tepi Sungai Seine, konstruksi bangunan ini berlanjut hingga abad berikutnya. Termasuk restorasi besar-besaran pada abad ke-17 dan ke-18. Pada 15 April 2019, kebakaran melanda puncak menara kayu dan atap katedral. Kebakaran tersebut hampir merobohkan menara lonceng utamam tapi fasadnya tetap kokoh. Menurut penyelidikan pihak berwenang, kebakaran itu kemungkinan besar disebabkan oleh rokok atau hubungan arus pendek pada sistem kelistrikan.Presiden Prancis Emmanuel Macron berkomitmen untuk merestorasi bangunan tersebut. Pemerintah menyalurkan 700 ribu euro (sekitar Rp 11,7 miliar) untuk proyek restorasi. Meski sebagian besar benda yang hancur dalam kebakaran bukan benda bersejarah, namun ada beberapa perubahan dan perbaikan, salah satunya altar baru.Pemahat Gullaume Bardet yang merancang altar baru iru berharap, karyanya dapat membuat umat Kristen maupun wisatawan lainnya bisa memahami kesakralannya. “Mereka harus mengerti bahwa kita sedang berbicara tentang sesuatu yang sakral,” katanya kepada National Geographic, seperti dikutip dari Metro UK. Selain altar baru, restorasi tersebut juga berupaya melindungi bangunan dari kebakaran. Dengan membuat rangka tahan api, yang memisahkan puncak menara dan kedua bagian sisi kanan dan kiri dari bagian tengah gereja. Menara baru sudah dipasang sejak Desember 2023. Terdapat relik dua orang santo Paris dan sebuah gulungan yang menuliskan nama seluruh pekerja yang berkontribusi terhadap restorasi bangunan tersebut. Ditambah dengan simbol ayam jantan, sebagai identitas Prancis. Diresmikan Presiden PrancisPembukaan kembali Notre Dame pada 7 Desember 2024 akan diresmikan oleh Presiden Emmanuel Macron sekitar pukul 6 sore waktu setempat. Setelah presiden berpidato, Uskup Agung Paris Laurent Ulrich akan menggunakan tongkat uskupnya untuk mengetuk pintu katedral yang berat.Sementara dari dalam katedral, sebuah mazmur akan dinyanyikan tiga kali sebagai tanggapan terhadap ketukan, pintu akan terbuka. Uskup agung akan memberkati organ kuno katedral sebelum mulai diputar. Setelah itu akan ada layanan yang hanya dihadari undangan dan daftar tamu khusus. Keesokan harinya, Minggu 8 Desember 2024, katedral Notre Dame akan mengadakan misa pertama kainya dalam lima tahun terakhir. Misa pertama ini dimulai pukul 10.30 pagi waktu setempat, yang dikhususkan untuk pembukaan kembali dan berfokus pada ucapan terima kasih, antara lain, kepada para donor yang membiayai renovasi dan petugas pemadam kebakaran yang membantu menyelamatkannya.Misa pertamaSelama pembukaan, katedral akan menggelar misa selama delapan hari. Beberapa Misa, termasuk pada malam tanggal 8 Desember, pukul 18.30 akan dibuka untuk umum. Kemudian pada 13 Desember, mahkota duri, yang melambangkan penderitaan Yesus di kayu salib seperti yang diceritakan dalam Injil Matius, Markus, dan Yohanes, akan kembali disimpan di katedral.Wisatawan bisa berkunjung saat misa pertama. Namun sebaiknya mengantisipasi kemungkikan antrean yang panjang untuk mengunjungi katedral. Jelang pembukaan kembali, pihak katedral menyarankan wisatawan yang ingin berkunjung untuk memesan tiket gratis secara online. Sedangkan untuk tur berkelompok baru dibuka pada Februari 2025, dan wisatawan dengan pemandu pada Juni 2025. Sebelumnya, pemerintah Prancis berencana menerapkan biaya masuk katedral sebesar 5 euro (sekitar Rp 83 ribu) untuk wisatawan. Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, mengatakan biaya masuk ini untuk biaya pemeliharaan bangunan keagamaan lainnya di seluruh Prancis.”Di seluruh Eropa, pengunjung membayar untuk mengakses situs-situs keagamaan yang paling menakjubkan. Dengan 5 euro per pengunjung di Notre-Dame, kita bisa menyelamatkan gereja-gereja di seluruh Prancis. Itu akan menjadi simbol yang indah,” kata Dati, Oktober lalu. Namun pihak katedral menentang rencana tersebut karena bertentantangan dengan prinsip gereka. Keuskupan menekankan prinsip utama bahwa katedral terbuka untuk semua orang, terlepas dari kemampuan finansial atau keyakinan. METRO UK | VN EXPRESS | FRANCE 24