Kenali Apa Itu Stem Cell, Manfaat, dan Penggunaan Medisnya

Kenali Apa Itu Stem Cell, Manfaat, dan Penggunaan Medisnya

2 November 2024, 10:00

TEMPO.CO, Jakarta – Penggunaan stem cell dalam bidang medis kini diakui sebagai salah satu inovasi paling potensial dalam dunia kesehatan modern. Stem cell memiliki kemampuan luar biasa untuk beregenerasi dan bertransformasi menjadi berbagai jenis sel tubuh, menjadikannya penting dalam pengembangan terapi regeneratif.Dikutip dari Medicalnewstoday, stem cell atau sel punca adalah sel yang belum mengalami diferensiasi dan mampu berubah menjadi jenis sel tertentu sesuai dengan kebutuhan tubuh.Ilmuwan dan dokter tertarik pada stem cell karena sel ini membantu mereka memahami cara kerja fungsi tubuh serta alasan terjadinya disfungsi. Selain itu, stem cell menunjukkan potensi besar dalam mengobati penyakit-penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya.Stem cell berasal dari dua sumber utama: jaringan tubuh dewasa dan embrio. Para peneliti juga berupaya menciptakan stem cell dari sel lain melalui teknik “pemrograman ulang” genetik.Stem cell dapat ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh, seperti otak, sumsum tulang, darah, pembuluh darah, otot rangka, kulit, dan hati.Dilansir dari Healthline, ada dua jenis sel punca secara umum:- Sel punca pluripoten: Sel ini memiliki kemampuan untuk berubah menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh. Secara alami, mereka ditemukan pada embrio yang sedang berkembang. Namun, ilmuwan kini telah berhasil memprogram ulang sel punca dewasa untuk memiliki sifat pluripoten.- Sel punca dewasa: Sel punca dewasa hanya dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu. Sebagai contoh, sel darah, seperti sel darah merah, berasal dari sel punca dewasa yang terletak di sumsum tulang, yang dikenal sebagai sel punca hematopoietik.Penggunaan medis stem cellStem cell berperan dalam memperbaiki kerusakan pada tubuh dan melakukan regenerasi, menggantikan sel-sel yang rusak dengan sel baru. Selain itu, stem cell juga memiliki efek antiinflamasi dan dapat mendorong perkembangan sel-sel tubuh dengan lebih optimal.Karena manfaat tersebut, penggunaan stem cell oleh dokter dan ahli medis semakin meningkat untuk menangani berbagai penyakit, termasuk dalam pengobatan gangguan pada otak.Dokter Spesialis Penyakit Saraf RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Yetty Ramli, Sp.S(K), menjelaskan mengenai stem cell serta manfaatnya untuk kesehatan, salah satunya dalam mengatasi penyakit otak.“Cara kerjanya berbeda-beda, misalnya stem cell untuk kerusakan di otak. Kalau kita suntikkan melalui DSA, artinya langsung lewat ke pembuluh darah di otak dan lebih cepat sampainya ke otak,” kata Yetty, dikutip dari Antara.Dia menambahkan, “Kita juga memberikan (pengobatan) stem cell untuk kasus parkinson, cedera tulang belakang, trauma di kepala, cerebral palsy, hingga stroke,” katanya.Menariknya, pengobatan stem cell dinilai dapat bekerja lebih cepat dan ampuh untuk mengatasi stroke dibandingkan pengobatan stroke lainnya (seperti trombolisis atau trombektomi untuk stroke iskemik), khususnya bagi pasien yang mengidap stroke di bawah jangka enam bulan.Semakin cepat pasien stroke melakukan pengobatan stem cell, niscaya akan semakin cepat dirinya pulih dan dapat segera beraktivitas normal kembali.“Hasilnya jauh lebih cepat jika pasien ada di fase (stroke) akut. Perbaikannya dramatis sekali, hari ini kita suntik, besoknya pasien sudah kembali normal,” katanya.Namun, Yetty menjelaskan bahwa pengobatan dengan stem cell biasanya melibatkan beberapa kali penyuntikan dan dilanjutkan dengan terapi lanjutan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya, setelah menjalani terapi stem cell, pasien akan melanjutkan dengan terapi neurorestorasi, fisioterapi, atau terapi lain sesuai dengan jenis penyakit dan kebutuhan pengobatan.HEALTHLINE | ANTARA
Pilihan editor: Jangan Sembarangan Gunakan Produk Sel Punca Luar Negeri, Ini Sebabnya

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi