Liputan6.com, Jakarta – Lima pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah terpilih pada rapat pleno dan voting Komisi III DPR pada Kamis (21/11/2024).
Beberapa kritik bermunculan terkait tokoh yang terpilih. Menanggapi kritikan, Ketua Komisi III Habiburokhman menyatakan semua proses fit and proper test capim KPK digelar secara terbuka.
“Jadi prosesnya itu sudah berlangsung secara sangat transparan dan kita sangat mengakomodir aspirasi publik. Gitu loh,” kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Habiburokhman mengaku tidak bisa memuaskan semua pihak sebab memang hasil tes capim sudah selesai. “Kalau masih memang belum puas ya bagaimana? Itulah adanya, gitu loh. What can I say? Gitu loh,” pungkasnya.
Diketahui, rapat pleno dan voting Komisi III DPR terkait pemilihan dan penetapan calon pimpinan (capim) dan calon Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), digelar Kamis (21/11/2024).
Kelima nama pimpinan terpilih yakni Setyo Budiyanto, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Johanis Tanak dan Agus Joko Pramono.
Dari nama tersebut tak ada capim perempuan yang terpilih. Menanggapi tidak adanya keterwakilan perempuan, Ketua Komisi III Habiburokhamn menyatakan itu pilihan setiap anggota Komisi III dan ia tidak bisa intervensi.
“Kalau perempuan itu dia, makanya, itulah hasil suara dari teman-teman. Saya pikir itu kembali ke masing-masing anggota. Kami tidak bisa mengarahkan anggota memilih siapa menjadi anggota KPK, kami juga tidak bisa mengarahkan anggota Komisi 3 memilih siapa menjadi Ketua KPK,” kata Habiburokhman usai voting, Kamis (21/11/2024).
Habiburokhman mempersilakan agar alasan tidak memilih capim perempuan untuk ditanyakan di masing-masing anggota Komisi III. “ Nanti mungkin ditanyakan ke masing-masing, pilihannya siapa dan alasannya apa,” kata dia.