Kinerja Perekonomian Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali dan PMI Manufaktur Ekspansif pada Akhir 2024

Kinerja Perekonomian Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali dan PMI Manufaktur Ekspansif pada Akhir 2024

2 January 2025, 20:31

KOMPAS.com – Memasuki awal 2025, kinerja perekonomian nasional terus menghadirkan optimisme.
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 berhasil rebound dan kembali mencatatkan level ekspansif di angka 51,2, setelah sempat berada di level kontraktif. 
Peningkatan tersebut didorong kenaikan pesanan baru, baik domestik maupun ekspor, serta peningkatan aktivitas pembelian bahan baku perusahaan.
Selain itu, tingkat inflasi Indonesia bulan Desember 2024 tetap terkendali dalam rentang target sasaran nasional 2,5 persen ±1 persen.
Inflasi Desember 2024 tercatat sebesar 1,57 persen year-on-year (yoy), atau lebih rendah jika dibandingkan inflasi Desember 2023 (2,61 persen). 
Inflasi yang terkendali dan PMI yang ekspansif menunjukkan dunia usaha tetap optimis dengan kondisi perekonomian nasional ke depan. 

Baca juga: Menko Airlangga Dorong Koperasi Tumbuh dan Beregenerasi sebagai Akar Perekonomian Nasional
Hal itu juga tercermin dari outlook World Bank bulan Desember 2024 yang memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,1 persen pada 2024 dan 5,2 persen pada 2025.
“Kondisi ini sekaligus mencerminkan prospek positif sektor manufaktur, dengan banyak perusahaan yang bersiap menghadapi peningkatan permintaan di tahun 2025,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Kamis (2/12/2025).
Lebih lanjut, pemerintah terus berupaya meningkatkan sektor manufaktur nasional melalui penggunaan bahan baku lokal, pemberian insentif, perlindungan industri dalam negeri, dan kerja sama ekonomi di tingkat internasional. 
Pemerintah mendorong penggunaan bahan baku lokal dibanding impor bagi yang telah tersedia di dalam negeri untuk mengurangi beban biaya produksi akibat melemahnya nilai tukar rupiah. 
Hal tersebut salah satunya dilakukan melalui akselerasi hilirisasi industri berbasis sumber daya alam.
Baca juga: Urgensi Menghadapi Situasi Genting: Refleksi Perekonomian Indonesia Jelang 2025
Sementara itu, pemberian insentif fiskal, kemudahan perizinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta penguatan riset dan inovasi merupakan upaya lebih lanjut dari pemerintah untuk mendorong industri nasional. 
Kemudian, pemerintah memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor otomotif.
Pemerintah juga  menyediakan pembiayaan industri padat karya, di antaranya sektor pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit, barang dari kulit, alas kaki, mainan anak, serta makanan dan minuman untuk revitalisasi mesin guna meningkatkan produktivitas, dengan skema subsidi bunga.
Membuka akses pasar
Lebih jauh, pemerintah terus berupaya memberikan akses pasar yang lebih baik bagi produk ekspor nasional melalui berbagai kerja sama perdagangan. 

Partai

Institusi

K / L

BUMN

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi