AYOBOGOR.COM – Komisi X DPR RI menggelar rapat kerja dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) dan Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) pada hari ini, Rabu 6 November 2024. Dalam rapat kerja tersebut, Sofyan Tan mewakili Fraksi PDIP untuk menyampaikan sejumlah masukan. Salah satunya tentang bansos Program Indonesia Pintar (PIP). Bantuan sosial ini dinilai sangat bermanfaat untuk membantu biaya pendidikan warga miskin dan rentan miskin. Hal itu dibuktikannya saat melakukan kunjungan ke sekolah Muhammadiyah di sebuah pedesaan.
Baca Juga: Xiaomi 15 Pro, Rajanya Smarthphone dengan Chipset Snapdragon 8 Elite, Intip 5 Kelebihan dan Kekurangannya Sofyan Tan menceritakan bahwa SPP di sebuah sekolah tersebut senilai Rp15 ribu per bulan dan mirisnya masih banyak anak-anak di sekolah itu yang nunggak alias tidak bisa membayar biaya tersebut.
“Banyak anak nunggak SPP-nya di sekolah itu. Gaji guru Rp500 ribu, kepala sekolah yang sudah delapan tahun menjabat gajinya Rp800 ribu. Padahal kita punya dana 722 triliun. Nah komponen apa yang bisa kita berikan?” ujarnya dilansir dari YouTube DPR RI. “Ternyata salah satu solusinya lewat Program Indonesia Pintar. Walaupun nominal untuk anak SD itu hanya Rp450 ribu per tahun, itu bisa membantu mereka membayar SPP. Rp180 ribu buat bayar SPP, masih sisa Rp270 ribu,” sambungnya lagi. Dilansir dari indonesia.go.id, jumlah penerima bansos PIP di tahun 2024 mencapai 18,6 juta pelajar. Adapun rincian dana yang diberikan untuk jenjang SD senilai Rp450.000 per tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rp750.000 per tahun. Baca Juga: Profil Syakir Sulaiman, Mantan Pemain Timnas Indonesia U-23 Yang Ditangkap Polisi di Cianjur Karena Kasus Obat Terlarang Khusus pelajar SMA dan SMK akan menerima Rp1.800.000 per tahun. sasaran penerima PIP adalah bersumber dari tiga data, yaitu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang telah terverifikasi oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Data DTKS tersebut selanjutnya dipadankan dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk mengecek keberadaan pelajar tersebut di sekolah. Selanjutnya, Sofyan Tan mendesak Kemendikdasmen agar menaikkan nominal bansos PIP untuk komponen anak SD dan SMP. “Di tahun 2025 alokasi Program Indonesia Pintar untuk 17,9 juta pelajar itu memerlukan dana Rp9,67 Triliun. Saya ingin mohon pak kalau bisa untuk PIP SD dan SMP sudah lama tidak naik,” kata Sofyan Tan. Baca Juga: Jadwal Percepatan Pencairan Bansos Rp400 Ribu Sudah Terbit, Bisa Cair Dobel di Bank Mandiri Pada November 2024 “Kemarin komponen SMA sudah naik menjadi Rp1,8 juta. Sekarang untuk komponen SD Rp450 ribu dan SMP Rp750 ribu hendaknya dipertimbangkan untuk dinaikan,” pungkasnya. Sementara itu, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKB, Muhammad Kadafi menyoroti soal jumlah penerima bansos PIP yang terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini bertolakbelakang dengan angka kenaikan jumlah calon siswa baru yakni 3-4 persen setiap tahunnya. “Kita harus melakukan suatu revisi kebijakan karena banyak sekali masyarakat kita mengharapkan bisa mendapatkan akses pendidikan,” ungkap Kadafi.***