Kontroversi ‘Rakyat Jelata’: Adita Irawati Mengklarifikasi dan Meminta Maaf

Kontroversi ‘Rakyat Jelata’: Adita Irawati Mengklarifikasi dan Meminta Maaf

6 December 2024, 14:41

Pernyataan Jubir Istana, Adita Irawati, yang menggunakan istilah “rakyat jelata” dalam merespons polemik dengan Gus Miftah, menjadi sorotan publik. Ungkapan ini memicu diskusi luas di media sosial dan ruang publik, hingga membuat Adita meminta maaf secara terbuka. Ia mengaku tidak bermaksud menyinggung perasaan siapa pun dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata di depan publik.Polemik ini bermula ketika Adita memberikan tanggapan atas kritik masyarakat terhadap pernyataan Gus Miftah. Penggunaan istilah “rakyat jelata” dianggap kurang sensitif dan menimbulkan kesan diskriminatif. Media sosial dipenuhi komentar publik yang menyayangkan penggunaan diksi tersebut dalam konteks komunikasi resmi. Adita kemudian mengunggah klarifikasi melalui Instagram resmi @pco.ri, meminta maaf atas ketidaksengajaan memilih kata yang kurang tepat.Setelah menuai kritik, Adita Irawati segera memberikan klarifikasi. Dalam sebuah video yang diunggah oleh beberapa media, ia meminta maaf atas ketidaksengajaan memilih kata yang kurang tepat. “Saya tidak berniat menyinggung siapa pun, dan ke depannya akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan,” ungkap Adita. Ia menegaskan bahwa pernyataannya semata-mata untuk menjelaskan situasi tanpa maksud merendahkan kelompok masyarakat mana pun.Meski permintaan maaf telah disampaikan, sebagian masyarakat tetap mempertanyakan sensitivitas pejabat publik dalam memilih kata-kata. Sejumlah tokoh bahkan menyarankan agar pemerintah memperkuat pelatihan komunikasi untuk para juru bicara dan pejabat tinggi. Namun, tidak sedikit pula yang mengapresiasi langkah cepat Adita untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf secara terbuka. “Ini menunjukkan itikad baik dan tanggung jawab sebagai pejabat publik,” kata salah seorang netizen dalam kolom komentar di media sosial.Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak, terutama yang memiliki peran komunikasi di lingkungan pemerintahan, untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata. Adita berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi dirinya dan rekan-rekan lainnya, agar komunikasi publik dapat dilakukan dengan lebih bijak dan sensitif.

Media

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi