SUPRATMAN
RM.id Rakyat Merdeka – “Pagar makan tanaman kembali terulang”. Kali ini, terjadi di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). “Bina 1.000 Situs Judol. Pegawai Komdigi Untung 8.5 Miliar,” demikian judul berita halaman depan Rakyat Merdeka, Sabtu (2/11).
10 oknum pegawai Kementerian Komdigi tersebut ditugaskan untuk memblokir situs-situs judi online. Namun, mereka menyalahgunakannya. Mereka justru menjaga dan “membina” serta memelihara situs judi online tersebut. Tebang pilih ini sudah berlangsung cukup lama dan banyak situs.
Dari seribuan situs judi online yang dibina atau dijaganya. mereka mendapat Rp8.5 miliar. Satu situs, upahnya Rp8.5 juta.
Baca juga : Bukan Sekadar “Shock Therapy”Sama seperti oknum pejabat Mahkamah Agung yang dijuluki “makelar kasus satu triliun” dan sudah ditangkap, pertanyaan yang sama juga diajukan untuk “penjaga judi online” ini: kenapa baru ditangkap sekarang.
Selama menjadi “pagar makan tanaman”, dengan siapa saja mereka bekerjasama? Bukankah ini perlu juga ditelusuri?
Di Indonesia, tidak sedikit kasus “pagar makan tanaman” yang menghentak publik. Ada yang diminta menangkap bandar narkoba, justru dia yang jadi bandarnya. Ditugaskan untuk menegakkan hukum, justru dia yang meruntuhkan hukum.
Baca juga : Langkah Awal Dan KeteladananKetika ada yang tertangkap, seolah semuanya sudah beres. Setelah menjadi berita selama seminggu-dua minggu, persoalan dianggap selesai. Begitu terus.
Penegak hukum yang ditanya “apakah ada tersangka lain atau pihak lain yang diperiksa”, jawabannya standar, “masih kami dalami”. Pelan-pelan, kasusnya kemudian meredup.
Bangsa ini seolah sudah merasa puas ketika satu-dua orang menjadi tersangka, sehingga melupakan banyak “tersangka” lain yang masih beroperasi sambil tertawa, merasa bebas dan aman.
Baca juga : ”Pintu” Satu TriliunPekerjaan terbesar justru bukan menemukan satu tersangka besar, tapi bagaimana menutup peluang banyak “tersangka” lainnya yang tak tersentuh, yang berpotensi melakukan hal yang sama di kemudian hari.
Di sinilah pentingnya menciptakan sistem yang baik dan permanen. Bahkan, ketika orang yang menciptakan sistem itu sudah tidak menjabat, sistem tersebut tetap bisa bekerja sendiri. Otomatis. Tanpa tergantung siapa pun.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.