FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengingatkan jajaran menterinya mengenai pentingnya komunikasi secara aktif dan terbuka, selama dirinya melakukan lawatan ke luar negeri.
Penegasan tersebut disampaikan Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna di Ruang Sidang Kabinet, Kantor Presiden, Jakarta, pada Rabu (6/11) malam.
Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta agar koordinasi dapat terus berlangsung melalui konferensi video. “Silakan gunakan teknologi, tetapi tentunya hal-hal yang rawan tidak perlu lewat telepon, zaman modern ini banyak telinga yang ingin dengar,” ucap Prabowo di Istana Negara.
Dia juga menekankan pentingnya kerja kolegial di dalam kabinet untuk mencapai tujuan bersama bagi kesejahteraan rakyat.
Prabowo berharap agar hubungan antarlembaga di pemerintahannya dapat dijalankan dengan semangat kesetaraan dan menjauhkan diri dari pola komunikasi yang protokoler dan feodal.
“Memang saya mandataris, saya menerima mandat dari rakyat bersama saudara wakil presiden, tapi kita adalah sama dalam kewajiban, tanggung jawab kita kepada rakyat,” kata dia.
Di awal sambutannya, Prabowo mengungkapkan kunjungan internasional yang akan datang di antaranya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Peru dan G20 di Brasil.
Selain itu, Prabowo juga telah menerima undangan dari pemerintah Tiongkok, pemerintah Amerika Serikat, pemerintah Inggris, hingga KTT G7.
Menurut Prabowo, undangan-undangan tersebut merupakan bentuk penghargaan dari negara-negara sahabat kepada Indonesia sebagai mitra penting dalam perekonomian global.
Oleh karena itu, Kepala Negara menegaskan bahwa agenda internasional tersebut tidak dapat diabaikan karena memiliki dampak signifikan bagi kelangsungan ekonomi Indonesia.
“Hal-hal ini tidak bisa saya hindari karena semua punya nilai strategis juga berhubungan dengan keadaan ekonomi kita karena kami harus berunding, harus juga menggali potensi-potensi yang ada, dan menyelesaikan masalah-masalah yang krusial,” tambahnya. (fajar)