Warta Ekonomi, Bogor –
Wali Kota Bogor Bima Arya mengidentifikasi titik rawan usai peristiwa hanyutnya Adzra Nabila (20) mahasiswi IPB yang menorobos banjir di Jalan Dadali, Kota Bogor.
“Saya perintahkan mengidentifikasi titik rawan dengan memasang sign, memagari, memberikan tanda. Kemudian Pemotongan pohon juga terus berjalan, saya cek kemarin,” kata Bima Arya ditemui di tempat pemakaman umum (TPU) yang berlokasi di belakang Kantor Desa Cilebut Timur, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu malam.
Menurutnya, Pemerintah Kota Bogor juga terus mengakselerasi upaya pemotongan pohon-pohon yang sudah rawan tumbang, terutama di tepian jalan raya.
Bima mengakui, bahwa gorong-gorong di tepian Jalan Dadali luput dari penanganan petugas, sehingga memakan korban.
“Ini luput karena tidak semua sadar itu titik berbahaya. ini peringatan terutama lurah di wilayah. Saya tugaskan semua lurah turun memeriksa tingkat kerawanan wilayahnya masing-masing. Dilakukan intervensi fisik, meskipun ini musibah tapi semaksimal mungkin kita antisipasi,” papar Bima.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor menyatakan bahwa jasad mahasiswi IPB, Adzra Nabila (20) hanyut sejauh 80 kilometer selama lima hari setelah masuk gorong-gorong di Jalan Dadali, Kota Bogor.
Jenazah Adzra tiba di rumah duka pukul 17.15 WIB setelah melalui proses pemulasaraan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor.
Theo menyebutkan, seluruh bagian tubuh Adzra masih utuh saat ditemukan di Sungai Ciliwung, Tambora, Jakarta Barat pada Minggu pagi. Hanya saja, ada beberapa bagian tubuh yang bengkak karena terlalu lama terendam air.
ant
Baca Juga: Ditopang ASN, Bjb Optimistis Kredit Konsumer Terus Tumbuh Tahun Ini