Jakarta – Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ma’ruf Amin resmi membuka acara musyawarah nasional (Munas) V Perempuan Bangsa. Dia berbicara tentang peran penting Nadhliyin berkiprah dalam dunia politil.”Akhirnya dengan ucapan ucapan bismillahirrahmanirrahim musyawarah nasional kelima Perempuan Bangsa saya nyatakan dibuka secara resmi, dibuka,” kata Ma’ruf Amin di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu (30/11/2024).Ma’ruf Amin berpesan sebagai bagian dari PKB yang merupakan partai terbuka modern, Perempuan Bangsa harus melakukan gerakan yang lebih luas. Salah satunya denhan membangun sumber daya manusia yang berdaya.
–
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Istilahnya itu bukan berenang di kolam, bukan berenang di empang, tapi harus berenang di samudera luas di dalam masyarakat yang lebih luas lagi. Ini penting saya kira,” ucapnya.Perempuan bangsa, kata dia, harus membangun, berkonsolidasi pada basis-basis yang telah dimiliki PKB. Ma’ruf menyebut itu sebagai komitmen 98.
“Semangat 98 ketika PKB didirikan. Saya yakin masih ada orang-orang yang masih setia, masih memegang teguh apa yang mereka komitmen-kan dan tidak melakukan perubahan-perubahan, tidak mengubah janjinya,” ungkap Ma’ruf Amin.”Artinya sekali PKB tetap PKB dan tidak mengubah dan tidak membangkitkan, ini tidak membatalkan janjinya itu,” lanjut dia.Di sisi lain, Ma’ruf Amin mengaku menyesalkan banyaknya kyai yang menganggap politik tidak penting. Menurutnya, warna keagamaan di Politik menghilang.”Saya melihat banyak kyai-kyaiat yang sudah memulai hilang kesadaran politiknya,” beber Ma’ruf.”Bahwa politik nggak penting. Kyai itu yang penting ngaji, yang penting dakwah, yang penting itu baca doa, yang penting itu jampe-jampe, yang penting itu sembur menyembur, politik tidak penting,” tambah diaMa’ruf menyayangkan hal ini. Padahal, menurutnya, semua hal itu tergantung pada keputusan politik.”Padahal politik, semua hal itu ditetapkan oleh keputusan politik. Undang-undang keputusan politik, kebijakan keputusan politik, aturan-aturan keputusan politik, calon presiden wakil presiden keputusan politik,” ujar Ma’ruf.”Karena itu maka kyai dan kyaiat sudah tidak lagi memberikan warna politik, warna keagamaannya sudah hilang,” pungkasnya.
(ond/azh)