Masuk Peralihan Cuaca, Kekeringan dan Banjir Masih Jadi Kerawanan Bencana Alam

Masuk Peralihan Cuaca, Kekeringan dan Banjir Masih Jadi Kerawanan Bencana Alam

4 November 2024, 19:20

KRjogja.com – SUKOHARJO – Kekeringan dan banjir masih menjadi perhatian besar kerawanan bencana alam ditengah kondisi peralihan cuaca. Sebab saat ini di wilayah selatan meliputi tiga kecamatan warga masih kekurangan air bersih dampak cuaca panas musim kemarau. Disisi lain, sekarang sudah masuk peralihan musim hujan disertai angin kencang berdampak pada kerawanan banjir dan pohon tumbang. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Senin (4/11/2024) mengatakan, petugas dan peralatan kebencanaan tetap disiapkan sepenuhnya. Hal ini dilakukan mengingat kondisi sekarang masih rawan bencana alam baik kekeringan dan banjir. BPBD Sukoharjo menganggap sama kerawanan bencana alam baik kekeringan dan banjir mengingat kondisi sekarang masih masuk peralihan cuaca dari kemarau ke hujan. Dalam posisi ini disebagian wilayah khususnya di tiga kecamatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu masih terjadi kekeringan dampak cuaca panas. Akibatnya warga mengalami masalah kekurangan air bersih.
Baca Juga: Optimisme BRI Pada Kebijakan Ekonomi di Era Pemerintahan Baru Kebutuhan air bersih warga di tiga kecamatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu sudah dipenuhi Pemkab Sukoharjo. Bantuan air bersih dikirim setiap hari sesuai dengan kebutuhan warga.

BPBD Sukoharjo disisi lain melihat kondisi sekarang sudah turun hujan. Artinya masuk peralihan cuaca dari kemarau ke penghujan. Dalam kondisi ini muncul kerawanan sama bencana alam yakni banjir, angin kencang dan tanah longsor. “Tetap kami melakukan kesiapsiagaan bencana alam. Perlakuannya sama baik kekeringan dan banjir. Sebab saat ini masih masuk peralihan cuaca kemarau ke penghujan. Disatu sisi masih ada wilayah kekeringan dan warga kekurangan air bersih. Disisi lain sudah masuk hujan dan angin kencang yang berdampak kerawanan bencana alam banjir, angin kencang dan tanah longsor,” ujarnya. BPBD Sukoharjo memberikan kewaspadaan sama antara kekeringan dan kerawanan banjir menyesuaikan dengan kondisi di wilayah. Sebab masih ada wilayah kekeringan dan disisi lain rawan banjir karena berada di bantaran Sungai Bengawan Solo Solo. Ariyanto memastikan, kebutuhan personil dan peralatan yang dibutuhkan semuanya sudah siap untuk membantu masyarakat. Bantuan dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan wilayah. “Masuk November dan Desember 2024 ini diperkirakan ada peningkatan curah hujan karena masuk peralihan musim hujan. Tapi kami tetap konsentrasi mengirim bantuan air bersih di wilayah Kekeringan,” lanjutnya. Baca Juga: Jadwal KRL Jogja-Solo Pada 4-8 November 2024 dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan, pemetaan rawan bencana alam dilakukan sebagai bentuk update terhadap kondisi wilayah dan kerawanan yang terjadi. BPBD Sukoharjo secara bergantian keliling 12 kecamatan dengan meminta masukan dan tanggapan masyarakat terhadap peta rawan bencana alam di wilayah tersebut. Kerawanan bencana alam dampak dari perubahan cuaca menjadi perhatian utama. Hal ini seperti banjir, angin kencang, tanah longsor dan lainnya yang diakibatkan cuaca hujan. Selain itu juga kekeringan hingga mengakibatkan warga kekurangan air bersih saat musim kemarau juga menjadi perhatian. “Dampak yang ditimbulkan akibat perubahan cuaca ini perlu diantisipasi. Pemetaan rawan bencana alam di masing-masing wilayah perlu dilakukan dengan melibatkan pemangku wilayah setempat dan masyarakat,” lanjutnya.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi