Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi -ikin mengemukakan perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan bagian terpenting dalam program pemerintah menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi. Sebab, kasus kematian bayi saat ini didominasi pengaruh infeksi.
“Kasus pertama terkait kematian bayi didominasi oleh pengaruh infeksi yang saat ini berkisar 80 ribu jiwa bayi meninggal setiap tahun yang diakibatkan diare karena pengaruh infeksi Rotavirus,” kata Budi dalam peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia 2022 di Jakarta, Senin, 17 Oktober 2022.
Menurut Budi, infeksi tersebut menguras energi, kalori, hingga gizi bayi. Sebab seluruhnya digunakan untuk menyembuhkan infeksi. “Bukan untuk pertumbuhan otaknya, sehingga stunting terjadi,” kata dia.
-?
–
–
–
–
Budi mengatakan perilaku mencuci tangan pakai sabun serta sanitasi total berbasis masyarakat sangat penting untuk diimplementasikan, karena efektif menurunkan infeksi dan menekan angka kematian anak.
Kemenkes telah mengintegrasikan perilaku tersebut dalam Program Transformasi Layanan Primer yang bersifat promotif hingga ke level puskesmas dan posyandu.
Baca: Jatuh Sakit, Bayi 11 Bulan Korban Banjir di Singkawang Dievakuasi
Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf mengatakan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun 2022 menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Poin penting peringatan ini adalah menguatkan kebutuhan masyarakat pada perilaku cuci tangan pakai sabun, sehingga menjadi budaya perilaku masyarakat,” kata dia.
Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia tahun ini mengambil tema, ‘Unite for Universal Hand Hygiene’. Sedangkan tema peringatan di Indonesia Bersatu Untuk Tangan Bersih Sehat, dan subtema Peran Perempuan dalam Penurunan Stunting melalui Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
(AZF)