Tulisan adalah Opini yang ditulis oleh Pengki Djoha Berdasarkan Pandangan Pribadi Poros.id- Organisasi kampus, dahulu kala, menjadi simbol semangat juang, wadah penggemblengan karakter, dan tempat melahirkan pemimpin masa depan. Namun, di era digital yang serba cepat, organisasi kampus semakin kehilangan daya tariknya di mata mahasiswa. Mengapa?Pergeseran Prioritas: Karir dan Prestasi Akademik Menjadi RajaGenerasi muda saat ini dihadapkan pada realitas yang keras. Tekanan untuk meraih prestasi akademik dan mempersiapkan diri untuk persaingan karir yang ketat menjadi prioritas utama. Organisasi kampus, yang membutuhkan waktu dan komitmen yang tinggi, seringkali dianggap sebagai penghambat untuk mencapai tujuan tersebut. “Kuliah dulu, organisasi nanti,” menjadi kalimat yang sering terdengar di kalangan mahasiswa.Kurangnya Inovasi dan Relevansi: Terjebak dalam Tradisi LamaBanyak organisasi kampus terjebak dalam rutinitas dan tradisi lama, tanpa melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan minat mahasiswa saat ini. Struktur organisasi yang kaku, acara yang monoton, dan kurangnya inovasi membuat organisasi kampus terasa stagnan dan kurang menarik. Mereka terkesan “hidup di masa lalu” tanpa mencoba menjangkau realitas mahasiswa yang serba digital.Minimnya Manfaat Konkrit: Mencari Sesuatu yang Berdampak LangsungMahasiswa generasi milenial dan Gen Z ingin merasakan manfaat nyata dari bergabung dalam organisasi. Mereka mencari pelatihan dan kesempatan pengembangan diri yang berdampak langsung pada karir dan masa depan mereka. Sayangnya, banyak organisasi kampus yang kurang menawarkan program yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.Media Sosial sebagai Alternatif: Memikat dengan Kemudahan dan InteraksiMedia sosial telah menjadi platform utama bagi mahasiswa untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan mengembangkan diri. Platform digital ini menawarkan kemudahan akses, interaksi yang luas, dan peluang untuk mengembangkan keterampilan digital yang sangat dibutuhkan di era modern. Organisasi kampus yang tidak memanfaatkan media sosial dengan efektif akan kalah bersaing dengan platform digital yang lebih menarik dan interaktif.Membangun Kembali Daya Tarik Organisasi Kampus: Menjembatani Nostalgia dan RealitasOrganisasi kampus masih memiliki potensi besar untuk menjadi wadah pengembangan diri yang bermakna. Namun, perubahan mendasar diperlukan agar organisasi kampus kembali menarik bagi mahasiswa. Berikut beberapa saran:- Fokus pada Pengembangan Diri yang Relevan: Organisasi kampus harus menawarkan program dan kegiatan yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di dunia kerja. Misalnya, pelatihan kewirausahaan, digital marketing, atau public speaking.
– Inovasi dan Kreativitas: Organisasi kampus harus berani berinovasi dan berkreasi dalam menyelenggarakan kegiatan yang menarik dan relevan dengan minat mahasiswa. Contohnya, menyelenggarakan workshop dengan narasumber yang berpengalaman di bidangnya, mengadakan lomba kreativitas yang bertema aktual, atau membuat program magang di perusahaan ternama.
– Manfaatkan Media Sosial: Organisasi kampus harus memanfaatkan media sosial sebagai platform untuk berkomunikasi, mempromosikan kegiatan, dan membangun jejaring dengan mahasiswa. Mereka harus menciptakan konten yang menarik dan informatif di media sosial untuk menjangkau mahasiswa yang lebih luas.
– Sistem yang Lebih Demokratis: Sistem senioritas dan birokrasi di organisasi kampus perlu dirombak agar lebih demokratis dan memberdayakan mahasiswa. Organisasi kampus harus memberikan ruang bagi mahasiswa baru untuk berpendapat, berkreasi, dan berkontribusi secara maksimal.Organisasi kampus masih memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan mengembangkan potensi mahasiswa. Dengan melakukan adaptasi dan inovasi, organisasi kampus dapat kembali menarik bagi mahasiswa dan menjadi wadah yang bermakna bagi perkembangan mereka. Mereka harus menjembatani nostalgia masa lalu dengan realitas mahasiswa saat ini agar tetap relevan dan bermakna.