Panglima TNI Mengaku Sudah Diminta Jokowi Bentuk Angkatan Siber

3 September 2024, 18:27

JAKARTA, KOMPAS.com – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku sudah diminta Presiden Joko Widodo untuk membentuk angkatan siber.
“Saya sudah diperintahkan oleh Pak Presiden untuk, kemarin juga dari MPR waktu pidato untuk membuat angkatan siber,” ujar Agus di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
 
Agus mengatakan, angkatan siber di TNI nanti bakal banyak diisi oleh masyarakat sipil atau aparatur sipil negara.
Untuk itu, TNI bakal fokus merekrut warga yang memiliki kemampuan teknologi dan informasi mumpuni.
Baca juga: TNI Sebut Masih Godok Pembentukan Angkatan Siber

“Memang kalau siber itu berbeda dengan satuan lain. Mungkin akan lebih banyak orang sipilnya,” kata Agus.
“Kita harus rekrut dari anak-anak yang keluaran sekolah SMA atau dari universitas,” ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah Indonesia segera membentuk matra keempat TNI, Angkatan Siber.
“Sudah saatnya Indonesia segera mempersiapkan pembentukan matra keempat Tentara Nasional Indonesia dengan menghadirkan Angkatan Siber,” kata Bamsoet saat berpidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: BSSN Dukung Penuh Rencana Pembentukan TNI Angkatan Siber
Menurut Bamsoet, TNI Angkatan Siber diperlukan untuk memperkuat tiga matra yang sudah ada, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Apalagi dunia saat ini sudah memasuki era digitalisasi di mana operasi militer semakin dapat dikendalikan dari jarak yang sangat jauh, dengan lebih cepat, tepat, dan akurat.
Sementara, kata dia, menurut National Cyber Security Index, Indonesia masih menempati posisi kelima di Asia Tenggara dalam hal keamanan siber.
“Ini penting, mengingat posisi geopolitik Indonesia masih sangat rawan, lantaran berhadapan langsung dengan trisula negara persemakmuran Inggris yaitu Malaysia, Singapura, dan Australia, yang tergabung dalam Five Power Defence Arrangement bersama Selandia Baru dan Britania Raya, dan di sisi lain, juga berada dalam arena pertarungan geopolitik Rusia, Tiongkok, dan Amerika,” ujar Bamsoet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi