Pemerintah Didorong Beri Dana Alokasi Khusus Demi Ketahanan Pangan

Pemerintah Didorong Beri Dana Alokasi Khusus Demi Ketahanan Pangan

16 November 2024, 4:10

KRjogja.com – SEMARANG – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Jateng, Dr Abdul Kholik SH MSi menyatakan, tren lima tahun terakhir kondisi ketahanan pangan di Jateng terus mengalami penurunan yang cukup serius, baik dari sisi produksi maupun luas lahan pertanian. “Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena lahan pertanian berkurang sekitar 62 ribu hektar. Itu artinya hampir sama dengan jumlah produksi gabah selama lima tahun berkurang sekitar 1 juta ton. Ini sebenarnya menunjukkan lumbung pangan di Jateng sangat rapuh,” tegas Abdul Kholik pada FGD Evaluasi Ketahanan Pangan Provinsi Jateng dan Proyeksi Tahun 2025 di Kantor DPD RI, Jalan Imam Bonjol Semarang, Rabu (13/11/2024). FGD yang diinisiasi senator Jateng Abdul Kholik ini menghadirkan narasumber Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Himawan Wahyu Pamungkas, dan Wakil Kepala Wilayah Bulog Jateng Fadillah Rachmawati, dan para mitra terkait maupun stakeholder DPD RI.
Baca Juga: Warga Binaan Lapas Magelang Panen Lele dan Sayuran Abdul Kholik meminta pemerintah pusat meninjau ulang kebijakan menjadikan Jateng lumbung pangan, karena faktanya ketahanan pangan terus menurun. Tetapi, lanjut dia, kalau pemerintah konsisten Jateng harus didukung secara penuh oleh pemerintah pusat agar menjadi lumbung pangan.

“Kalau tidak didukung secara penuh, baik itu kesejahteraan petaninya dan sebagainya harus diperhatikan pemerintah, tetapi kalau cuman dijadikan slogan lebih baik Jateng jangan dijadikan lumbung pangan,” katanya. Abdul Kholik juga meminta kepada pemerintah pusat lebih serius lagi, kalau memang Jateng dijadikan lumbung pangan, maka pemerintah harus bertanggung jawab. Karena selama ini faktanya pemerintah hanya memberi lebel kepada Jateng sebagai lumbung pangan. “Pemerintah Pusat harus serius, dan wajib memberikan alokasi khusus pendanaan untuk ketahanan lumbung pangan di Jateng,” katanya. Sementar Himawan Wahyu Pamungkas, Sekretaris Distabun Jawa Tengah menyampaikan bahwa konsumsi beras untuk Jawa Tengah tahun 2024 sekitar 1,1 juta ton. Perlu peningkatan produksi beras untuk menuju ketahanan pangan. Dia menyebutkan, penyebab kekurangan target dari surplus beras di Jawa Tengah karena adanya beberapa faktor. Pertama karena alih fungsi lahan. Tahun 2024 terjadi pengurangan lahan seluas 62,192 Ha di Jawa tengah. Dari luas baku sawah 1.049.661 Ha (data 2019) menjadi 987.648 Ha (data tahun 2024). Baca Juga: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Tahun 2024 Kategori Tinggi Kedua perubahan iklim, perubahan suhu dan pola cuaca berpengaruh kualitas air dan kuantitas nya menurun. Dan ketiga adanya gejolak harga pangan. Upaya pencegahan dan mengatasi kekurangan target surplus beras yaitu dengan intervensi pemberian bantuan pupuk organik dan peningkatan provitas, rehabilitasi lahan dan peningkatan luas baku sawah. Himawan juga menyampaikan terkait alih fungsi lahan persawahan di wilayah Jawa Tengah yang semakin masif. Dalam lima tahun terakhir ini lahan sawah seluas 62 ribu hektare di Jawa Tengah hilang dan berubah menjadi perumahan, kawasan industri hingga objek wisata. Menurutnya, data tersebut dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN yang menyebutkan, pada tahun 2019 sampai 2024, luas lahan persawahan di Jateng berkurang hingga 62.193 hektare.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi