Aksi terorisme yang kembali muncul di Jawa Tengah tepatnya di Solo, Kudus, dan Demak, cukup membuat heboh masyarakat. Sebab, kasus penangkapan terduga teroris di Jateng sudah lama tak terdengar.Kabid Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jateng, Kombes Artanto menjelaskan, pergerakan teroris dan kelompok-kelompok radikal di Jawa Tengah sebetulnya masih ada dan aktif, meski tak terlihat di permukaan. Para pengikutnya juga ikut menyamar. “Enggak ada penangkapan teroris bukan berarti tidak ada kasus. Kelompok-kelompok radikal dan pengikut terorisme di Jawa Tengah, ada dan aktif, cuma pergerakannya tidak kelihatan dan diam-diam di bawah tanah, namun itu berbahaya sekali,” jelas Artanto, dikutip RMOLJateng, Kamis 7 November 2024. Bagi kepolisian, Artanto menambahkan, penyelidikan kasus terorisme dan jaringan radikalisme terus berjalan dengan memperhatikan celah-celah kecil di masyarakat. Polisi juga bergerak mengikuti pergerakan jaringan-jaringan terorisme dan kelompok-kelompok radikal gina mengantisipasi munculnya jaringan yang tak terdeteksi. “Upaya pencegahan dan antisipasi serta penyelidikan dilakukan di masyarakat karena pergerakan yang pasif seperti yang terungkap jauh lebih membahayakan. Pola terorisme dan jaringan yang berkembang tak muncul dan tidak terdeteksi, jadi butuh penanganan untuk meminimalkan ruang geraknya di masyarakat,” tandas Artanto. Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap 3 terduga teroris di wilayah Jawa Tengah. Pelaku ditangkap di tiga lokasi berbeda, pada Senin, 4 November 2024.Satu pria ditangkap di daerah Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Demak. Kemudian, satu pria ditangkap di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kudus. Satu pria lainnya diamankan di wilayah Solo. Foto: Ilustrasi tim Densus 88 Polri/Istimewa