Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa penghentian proyek autonomus rail transit (ART) atau kereta otonom tanpa rel di Ibu Kota Nusantara (IKN) bukanlah masalah besar. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Budi Rahardjo, menjelaskan bahwa pemerintah akan mencari solusi terbaik untuk IKN setelah evaluasi selama dua bulan menunjukkan bahwa ART belum berfungsi dengan baik.Budi menegaskan bahwa negara tidak mengalami kerugian akibat penghentian proyek ini. “Negara tidak dirugikan karena pembiayaan uji coba ditanggung oleh vendor ART,” ujarnya. ART, yang dioperasikan menggunakan baterai, awalnya dianggap sebagai alternatif transportasi ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berteknologi tinggi, sejalan dengan konsep transportasi di IKN yang futuristik.Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, sebelumnya menyatakan bahwa hasil penilaian hingga evaluasi menunjukkan kereta tanpa rel tersebut belum dapat berfungsi dengan baik. “Sesuai dengan perjanjian MoU untuk PoC, kita akan meminta pihak Norinco untuk mengembalikan trainset di IKN ke Cina,” kata Ali.Mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya telah menguji coba ART di IKN Nusantara pada 13 Agustus lalu. Saat itu, Jokowi menumpangi kereta otonom tersebut dari depan Istana Negara IKN, berkeliling menempuh rute di beberapa titik di kawasan inti pemerintahan, dengan waktu tempuh sekitar 7 menit. Jokowi berharap kereta otonom ini dapat digunakan di IKN karena berbasis energi hijau dan murah.Kereta otonom ini awalnya digadang sebagai komitmen pemerintah dalam menerapkan transportasi berbasis energi hijau di IKN. Namun, setelah evaluasi yang dilakukan, pemerintah memutuskan untuk mengembalikan kereta tersebut ke Cina dan mencari alternatif lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan transportasi di ibu kota baru.