Krjogja.com -Klaten – Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Kerelawanan Diklat dan PMR Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Klaten, DR. Nur Tjahjono Suharto, Selasa (19/11/2024) mengemukakan PMI Klaten terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Antara lain dengan menggelar apel siaga yang diikuti para relawan PMI. Lebih lanjut dijelaskan Nur Tjahjono, pada setiap kegiatan kejadian bencana, maka relawan PMI harus ikut di dalamnya, baik itu diminta atau tidak. “SOP PMI langsung pada penanganan, meskipun PMI juga bisa bertindak di pasca dan pra bencana. Media komunikasi relawan PMI harus selalu aktif, karena kapan akan ada bencana banjir, angin ribut dan sebagainya terjadi tidak bisa diprediksi,” kata Nur Tjahjono. Menurut Nur Tjahjono, apel siaga untuk menjamin kesiapsiagaan unsur PMI baik itu relawan, markas PMI serta tenaga medisnya. Semua harus bisa on sight di tempat saat terjadi bencana. Posko siaga 24 jam, bahkan bukan hanya untuk kebencanaan, namun juga saat ada kecelakaan transportasi. Baca Juga: 23 Anak Diruwat, Cara Buang Sial Masyarakat Adat Jawa
Saat musim transisi dari panas ke musim hujan, bencana yang sering terjadi antara lain angin puting beliung, petir, juga genangan – genangan air. Kemarin banyak pohon-pohon tumbang, kemudian mengganggu akses jalan juga ada yang menimpa joglo di Desa Barepan, Cawas. PMI Klaten mempunyai 6 tim penanggulangan bencana lengkap dengan peralatanya. Antara lain dari relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat), Korps Sukarela (KSR), dan Tenaga Sukarela (TSR).
“Kelompok sukarela dan tenaga sukarela itu dari pihak-pihak kampus yang sudah dilatih. Jadi PMI di sini banyak anak-anak muda anak-anak kampus yang punya jiwa relawan. Mereka itu memang terpanggil, dan mereka itu posko 24 jam. Relawan yang di posko ada 40 an, kalau yang tersebar di masing-masing kecamatan cukup banyak,” jelas Nur Tjahjono. Baca Juga: Prediksi Kanada vs Suriname, Meksiko vs Honduras di Leg Kedua CONCACAF Nations League 2024/2025 PMI Klaten memiliki berbagai peralatan standar seperti senso, radio HT, perahu karet, pelampung, peralatan komunikasi dan peralatan untuk menangani pohon tumbang, hingga peralatan medis. “Peralatan medis juga selalu siap. Kita kan tidak hanya menangani pohon tumbangnya, tetapi ketika diperlukan peralatan medis untuk menolong korban, PMI bisa langsung membantu di lapangan,” jelas Nur Tjahjono pula. (Sit).