Polri memastikan akan menjalani rekomendasi yang dikeluarkan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) peristiwa di Stadion Kanjuruhan. Tindak lanjut rekomendasi hasil investigasi itu akan mulai dilakukan pekan depan.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, salah satu rekomendasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah pemeriksaan belasan orang saksi. Kendati demikian, Dedi tidak menyebutkan rinci siapa saja yang dimaksud.
“Kemudian rekomendasi yang sudah kami baca, ada langkah-langkah progres minggu depan yang akan dilakukan, antara lain akan melakukan pemeriksaan 16 orang saksi ya,” ucap Dedi di Bandra Soekarno Hatta, Sabtu (15/10).
Sebagai informasi, dalam rekomendasi yang diserahkan TGIPF kepada Presiden Jokowi pada Jumat (14/10), tertuang poin khusus bagi Polri.
Pertama, perlu ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan lanjutan terhadap pejabat Polri yang menandatangani surat rekomendasi izin keramaian No: Rek/000089/IX/YAN.2.1/2022/DITINTELKAM tanggal 29 September 2022 yang ditandatangani oleh Dirintelkam atas nama Kapolda Jawa Timur.
Kedua, Polri dan TNI perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap anggotanya serta pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan pada kerusuhan pasca pertandingan Arema vs Persebaya tanggal 1 Oktober 2022, seperti yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton (tribun) yang diduga dilakukan di luar komando, pengelola Stadion Kanjuruhan yang tidak memastikan semua daun pintu terbuka, pihak Arema FC, dan pihak PSSI yang tidak melakukan pengawasan atas keamanan dan kelancaran penyelenggaraan pertandingan.
Ketiga, Polri perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap suporter yang melakukan provokasi, seperti yang awal mula memasuki lapangan sehingga diikuti oleh suporter lain, suporter yang melakukan pelemparan flare, melakukan perusakan mobil di dalam stadion, dan melakukan pembakaran mobil di luar stadion.
Keempat, melanjutkan proses penanganan masalah tindak pidana yang sedang ditangani, dan pihak-pihak lain (pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan, serta pihak yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton/tribun yang diduga dilakukan di luar komando, pengelola stadion Kanjuruhan yang tidak menyerahkan kunci, suporter yang dinilai melakukan provokasi, yang memasuki lapangan pertama kali dan yang melakukan pelemparan flare, dan melakukan perusakan mobil di dalam) yang memenuhi unsur pidana terkait kasus Kanjuruhan.