Potensi Gig Economy – Krjogja

Potensi Gig Economy – Krjogja

6 November 2024, 4:35

PRESIDEN baru harapan tentunya ada harapan baru. Target pertumbuhan ekonomi 8% mungkinkah dapat dicapai oleh Pemerintahan Prabowo Subianto? Rasanya peluang tersebut tetap terbuka, meskipun tidak mudah mencapainya. Fakta, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dengan rerata pertumbuhan ekonomi hanya 5,11%. Sumbangan PDB dari industri manufaktur Indonesia kini hanya mencapai 8%. Kondisi yang dapat diterjemahkan kurang tersedianya lapangan kerja di sektor manufaktur yang berimplikasi turunnya pendapatan masyarakat. Tetapi juga bisa dibaca sebagai adanya peluang PDB dari sektor lain untuk tumbuh lebih tinggi. Gig economy (ekonomi gig/ekonomi serabutan) merupakan sebuah peluang alternatif yang potensial untuk memperluas lapangan kerja. Ekonomi serabutan, yang dimotori oleh teknologi digital berbasis platform, rasanya mampu menjadi pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini ekonomi gig telah menyebar ke seluruh dunia, nilai tenaga kerja digital mencapai US $142 miliar pada tahun 2018 dan diprediksi meningkat menjadi US $311,6 miliar pada tahun 2023. Di Asia Tenggara, tingginya adopsi teknologi menjadikannya sebagai mesin pertumbuhan, karena mampu memberikan alternatif yang baik dalam berbisnis maupun menciptakan peluang kerja global. Ada perubahan konstelasi pekerja online global sampai tahun 2022 dimana terjadi penurunan tenaga kerja online di US (dari 9% ke 2.5%) dan kenaikan 2.6% di Rusia dan Ukraina. Perang Ukraina membuka kesempatan besar peningkatan terserapnya potensi tenaga kerja online global. Kondisi yang menarik karena disamping menyediakan alternatif pekerjaan bagi masyarakat, juga mampu mendorong inovasi dan produktivitas.
Laporan UNDP 2022 menyebutkan bahwa tingginya proyeksi nilai ekonomi serabutan di Indonesia yakni USD 145 miliar belum menyentuh dan memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah. Padahal sektor ini menciptakan peluang digital yang lebih inklusif untuk kaum muda dan penyandang disabilitas. Kondisi ini disebabkan rendahnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Sebuah hal penting untuk membangun ekosistem digital yang berkelanjutan dan inklusif, terutama di daerah terpencil yang kurang terhubung secara digital.Mengingat progam unggulan keempat Presiden Prabowo Subianto mencakup penguatan pembangunan sumber daya manusia, sains dan teknologi, penulis berharap adanya pemfokusan program penguatan ketrampilan digital, peningkatan dan pemerataan infrastruktur dan regulasinya sebagai bagian penting dari program unggulan tersebut.

Harapannya terjadi peningkatan secara signifikan penyerapan tenaga kerja digital online. Perlu diketahui bahwa saat ini ekonomi gig Indonesia masih didominasi pada bidang transportasi dan penghantaran. Sebagai negara dengan populasi muda yang besar, Indonesia memiliki keuntungan demografis yang dapat dimanfaatkan. Kondisi kesenjangan keterampilan digital yang ada, terjadi karena hanya sebagian kecil dari populasi yang memiliki keterampilan teknologi yang diperlukan untuk berkontribusi dalam ekonomi digital. Peningkatan keterampilan digital di kalangan tenaga kerja muda dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Ketika pekerja memiliki kemampuan digital yang relevan seperti pengembangan perangkat lunak, desain grafis, atau analisis data, mereka dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital global, membuka peluang baru untuk pekerjaan online, freelancing, dan pekerjaan gig berbasis web. Sebagai tambahan peningkatan keterampilan digital jangka panjang juga berdampak pada peningkatan produktivitas tenaga kerja, perluasan akses terhadap pekerjaan, dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global. Walaupun tingkat penetrasi internet saat ini cukup tinggi yakni 79,5%, tetapi untuk memenuhi pengembangan ekonomi digital, kecepatan masih kurang. Berdasarkan data dari Speedtest Global Index per Juni 2024, kecepatan unduh internet mobile global rata-rata mencapai 56,43Mbps. Indonesia berada di peringkat ke-80 dari 108 negara, memiliki kecepatan unduh median hanya 28,35Mbps. Lambatnya kecepatan internet ini menjadi penghambat pertumbuhan di berbagai sektor industri digital, yang berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Oleh sebab itu peningkatan dan pemerataan infrastruktur penting untuk diprioritaskan. Hal lain yang pelu diperhatikan dalam Ekonomi serabutan adalah regulasi, utamanya menyangkut tantangan kurangnya perlindungan tenaga kerjanya maupun jaminan sosial. Banyak negara yang menggodok regulasi untuk melindungi pekerja gig. Di Indonesia, regulasi sektor ini masih lemah, dan perlu diperkuat agar pekerja terlindungi dan ekonomi tetap tumbuh. Akhir kata selamat bertugas Presiden Prabowo dan Kabinet “Merah Putih”. (Prof Ir Djoko Budiyanto Setyohadi MEng PhD, Guru Besar Prodi Teknik Informatika FT UAJY dan Anggota “Forum Studi Ekonomi Digital” Prodi Ekonomi Pembangunan FBE UAJY)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi