Poros.id — Presiden Prabowo Subianto resmi menjabat untuk periode 2024-2029. Sejumlah pengamat politik melihat visi kepemimpinan Prabowo lima tahun ke depan, khususnya dalam hal politik luar negeri dan pembangunan dalam negeri, memiliki kemiripan dengan Presiden Sukarno.Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, memprediksi Prabowo akan menerapkan politik bebas aktif Indonesia dengan lebih tegas. Ia memperkirakan Prabowo akan sering tampil di forum dunia dan menegaskan posisi netral Indonesia.”Prabowo mungkin akan lebih sering hadir di forum internasional, berbeda dengan Jokowi yang hanya datang jika Indonesia menjadi penyelenggara,” kata Arifki. “Prabowo juga mungkin akan lebih dekat dengan negara-negara lain, tidak hanya China seperti Jokowi.”Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia, Sya’roni Rofii, kurang sepakat bila Prabowo disamakan dengan Bung Karno dalam urusan internasional. Menurutnya, Sukarno lebih konfrontatif dalam hubungan dengan negara-negara barat.Namun, Sya’roni sepakat bahwa Prabowo akan membawa Indonesia lebih luwes bergaul di internasional. Hal ini terlihat dari safari Prabowo ke sejumlah negara usai dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024.”Prabowo sepertinya ingin memperkuat kawasan ASEAN. Jika ASEAN kuat, maka negara-negara besar akan menghormati Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya,” ujar Sya’roni.Prabowo juga akan mengatur keseimbangan posisi Indonesia di tengah berbagai kutub politik dunia. Ia akan menjalin hubungan baik dengan negara-negara adikuasa, tanpa terlalu condong ke satu pihak.”Prabowo paham bahwa terlalu condong ke China atau Amerika tidak menguntungkan Indonesia. Ia akan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki dengan berpijak pada konsep bebas aktif,” tambah Sya’roni.Dalam hal pembangunan dalam negeri, Arifki berpendapat Prabowo akan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini berbeda dengan Jokowi yang fokus pada pembangunan infrastruktur.”Prabowo akan lebih fokus pada pendidikan dan asupan gizi bagi anak-anak. Ia melihat geopolitik, bahwa pertarungan ke depan adalah pertumbuhan penduduk besar, dan negara yang menguasai logistik pangan akan menguasai dunia,” jelas Arifki.Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi, melihat kemiripan antara Prabowo dan Jokowi di awal masa pemerintahan. Keduanya sama-sama menyampaikan target-target tinggi.”Jokowi memulai pemerintahan dengan Nawa Cita dan Revolusi Mental. Prabowo mencanangkan kemandirian dan kedaulatan negara, serta visi membangun pemerintahan antikorupsi,” kata Asrinaldi.Namun, Asrinaldi mengingatkan bahwa semangat yang sama pernah digaungkan Jokowi, tetapi tak seluruhnya terpenuhi. Ia berharap Prabowo dapat menghindari kesalahan yang sama.”Setelah berjalan beberapa tahun, kompromi politik melemahkan kebijakan Jokowi. Kita tidak ingin Prabowo mengulangi kebijakan-kebijakan yang keliru dari Jokowi,” tegas Asrinaldi.Analisis para pengamat ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Prabowo akan membawa perubahan signifikan, baik dalam hal politik luar negeri maupun pembangunan dalam negeri. Visi Prabowo yang menekankan pada pengembangan SDM dan politik bebas aktif, mengingatkan kita pada kepemimpinan Presiden Sukarno.Namun, para pengamat juga mengingatkan bahwa keberhasilan visi Prabowo bergantung pada bagaimana ia dapat mengatasi berbagai tantangan dan menjalankan kebijakannya dengan baik.